Ternyata membuahkan hasil.
Keromantisan Tuhan tak berhenti sampai di situ.
Waktu itu, aku mendapat kabar bahwa aku dengan sahabatku FEB harus berangkat sebagai finalis LKTI BIDIKMISI ke Padang. Ibuku berkata, "Nduk, oleh duwik teko endi kanggo budhal".Â
Nekat wes, minta bantuan ke Direktur Kemahasiswaan UNAIR, ke Dekanat FKM. Terkumpullah dana untuk berangkat, tetapi pas-pasan banget buat dua orang.
Dan gak disangka-disangka, aku mendapat telepon dari panitia Safety Competition-nya bahwa aku disuruh datang di Puncak Acara Bulan K3 di ITS untuk menerima penghargaan. Karena waktu itu aku ada praktikum dan gak memungkinkan izin, lagipula nanti pasti sekedar mengambil sertifikat saja bisa tak ambil di rumah panitia pikirku, aku pun izin gak bisa datang, panitia pun sangat memaklumi meski terdengar nada kecewa di seberang sana, tapi dengan nada yang ramah dan senyuman yang hangat, panitianya bilang "Gpp dhek, mbak bawakan saja nanti sertifikatnya, bisa diambil kosnya mbak"
Seneng banget. Soalnya saat itu juga gak terlalu mikir itu, tapi mikir persiapan berangkat ke Padang karena uangnya masih kurang.
Sekali lagi kuteriakkan Tuhan itu Maha Romantis!!!
Malamnya aku berangkat ke kos panitia, pikirku sekedar mengambil sertifikat, yang bagiku itu lebih dari apapun, tercantum namaku sebagai juara, sangat berharga banget. Tapi, tiba-tiba ketika aku tanda tangan aku baca beberapa kata disitu, mataku terbelalak ketika ada nominal uang tertentu. Dengan lugu akupun bertanya, "Mbak tanda tangan disini juga tah?"
Kata panitianya, "Iya dek, buat bukti kalau kamu sudah mengambil hadiahnya"
Lho, hadiah opo pek, lomba e wes gratis, iki yow wes oleh sertifikat. Sugih men acara e iki. Pikirku.