Karena itu, setiap hari ibuku selalu membawakan bekal untukku, biar aku tidak jajan waktu sekolah, selain dapat menghemat uang saku juga biar maagku tidak kambuh, dan hanya dikasih uang saku untuk naik angkot, karena jarak rumahku dengan SMP itu jauh sekali.
Semuanya berjalan terus hingga aku naik ke kelas 2. Setiap hari, setiap istirahat, aku pergi ke perpustakaan untuk membaca buku, setelah memakan bekal yang dibawakan ibuku. Hingga aku dijuluki “Gadis Perpustakaan” sama teman-temanku dan harga yang harus aku bayar adalah aku tidak memiliki sahabat dekat, bahkan aku masih ingat ketika tahun ajaran baru dimulai, aku tidak mendapatkan tempat duduk.
Aku tahu, ibuk dan bapakku harus menyisihkan uang untuk biaya sekolahku yang kelewat mahal pada jaman itu. Bekerja banting tulang tanpa mengenal lelah dan aku diharuskan untuk belajar yang rajin. Bahkan beli baju barupun tak pernah dilakukan bapak dan ibukku. Sampai akhirnya, aku dipanggil Wali Kelasku dan Guru BKku.
“Nurmala, alhamdulillah, kamu mendapatkan beasiswa dari Pemerintah selama kelas 2 sampai kelas 3, karena prestasi akademikmu yang dinilai bagus.”
Tak pernah terbayangkan sebelumnya, Allah menjabah doa ibukku. Bahwa selama ada niat untuk sekolah, pasti ada rezeki. Wali Kelasku Kelas Satulah, ya Pak Edy, yang merekomendasikanku untuk mendapatkan beasiswa dari pemerintah.
Akhirnya, berkat beasiswa itu, sedikit banyak bisa meringankan beban bapak ibukku untuk banting tulang mencari uang demi sekolahku. Tak hanya beasiswa dalam bentuk uang yang kudapat, aku juga diberikan sumbangan buku-buku pelajaran dari guru-guruku untuk kupelajari. Berkat buku-buku itu aku akhirnya menyukai MATEMATIKA dan FISIKA hingga mengantarkanku keliling kota Lumajang, Kota Jember, serta Kota Surabaya untuk mengikuti OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL). Tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa keliling ke kota-kota itu.
Lagi-lagi semuanya menginginkan tumbal, yakni waktuku untuk bermain yang harus kuganti untuk belajar keras dan harus menginap beberapa waktu di rumah guruku, bahkan pernah sampai stress gara-gara harus mempelajari pelajaran MATEMATIKA dan FISIKA SMA untuk persiapan Olimpiade.
Aku masih ingat ketika Bapakku sering dipanggil ke sekolah bahkan guruku mendatangi rumahku memberikan nasihat agar gaya belajarku dirubah, biar gak stress dan sakit-sakitan.
Hingga akhirnya, aku bisa lulus dan masuk 10 besar lulusan terbaik di SMP Favorit tersebut. Ya, semuanya berkat tangan kanan Allah yang bernama Beasiswa.
***