Mohon tunggu...
Nurmalasari
Nurmalasari Mohon Tunggu... Konsultan - Public Health Specialist

Passionate in Youth4Health & Mental Health | SDGs, Social Network, & Indigenous Enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

'Wisdom' behind Story

23 Maret 2012   18:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebuah kisah sederhana, dan memang sangat sederhana. Tapi mungkin akan banyak hikmah yang bisa diambil.

Ya Allah, Maafkan aku,. Karena aku telah mendzolimi diriku sendiri. Tapi, aku gak bermaksud seperti itu Ya Allah. Keadaanlah yang memaksaku harus melakukan ini...

Tapi, aku bersyukur Ya Allah, Setidaknya dari hal ini ada hikmah yang dapat aku ambil. Dari hal ini Kau mengajarkan aku banyak hal, bahwa beginilah rasanya menjadi anak gelandangan, pengemis, dll, yang untuk makan saja susah, dan beberapa hari tidak bisa makan. Bahkan mengais-ngais makanan basi di tong sampah.

Aku sering sekali bertemu dengan mereka, para kakek kakek dan nenek nenek yang berjualan kerupuk di emperan mall sampai malam, di antara lalu lalangnya para orang-orang berduit yang dengan mudahnya menghabiskan uangnya, tapi gak da sedikitpun yang menoleh kepada kakek dan nenek penjual kerupuk tersebut.

Para anak kecil yang berjualan koran sampai malam dengan berucap "Mbak, mas, korannya mbak mas, dibeli mbak, buat makan mbak..." kepada semua yang lalu lalang di sekitar mereka. Jika aku ada di kondisi mereka, aku tidak tahu bisa bertahan atau tidak.

Karena, itu hanya dengan 1 buah pir ini, PASTI aku bisa bertahan sampai besok. Jika aku bisa bertahan sampai besok, Aku yakin besok aku akan bisa menikmati 'lezatnya' sebungkus nasi...(nms)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun