Membantu individu memulihkan fungsi sosial mereka setelah mengalami trauma atau stres.penguatan dukungan masyarakat melalui pendekatan kelompok.Integrasi aspek sosial dan psikologis dalam proses pemulihan.Sinergi dukungan sebaya, bimbingan psikologis dan layanan psikososial. Ketiga pendekatan ini dapat saling melengkapi untuk memberikan dukungan yang lebih komprehensif. Misalnya:
Kolaborasi di sekolah:Â
Dalam lingkungan pendidikan, bimbingan dan konseling dapat menggunakan dukungan sebaya untuk meningkatkan dukungan siswa, terutama dalam masalah seperti perundungan atau tekanan akademis.
Program pemulihan:Â
Dalam program rehabilitasi, layanan psikososial dapat dikombinasikan dengan dukungan sebaya untuk membantu penyintas mengatasi trauma.
Tanggap Bencana:
 Setelah bencana, dukungan sebaya dapat memberikan dukungan emosional segera, sementara layanan psikososial membantu memulihkan fungsi sosial, dan konseling menawarkan intervensi yang lebih terstruktur.Tantangan dan waktu TeruskanMeskipun ketiga pendekatan ini memiliki potensi besar, beberapa tantangan harus diatasi:
Kurangnya sumber daya:
 Banyak program dukungan sebaya, konseling, dan layanan psikososial juga kekurangan dana dan staf profesional.Stigma: Stigma seputar masalah kesehatan mental dan emosional tetap menjadi penghalang bagi individu untuk mengakses layanan ini.
Pendidikan dan pelatihan:
 Pelatihan berkelanjutan diperlukan bagi karyawan. konselor, pekerja dukungan sebaya, dan penyedia layanan psikososial untuk memastikan kualitas layanan.