1. Norma sosial dan ekspresi emosi
Budaya mempengaruhi bagaimana emosi diungkapkan dan diterima oleh masyarakat. Misalnya, dalam budaya Timur yang lebih kolektivis, seperti Indonesia, ekspresi emosi secara terbuka mungkin dianggap tidak pantas. kasar atau tidak pantas, terutama jika emosinya negatif seperti marah atau sedih. Sebaliknya, budaya Barat yang lebih individualistis cenderung mendorong individu untuk mengekspresikan emosi mereka secara bebas.Â
2. Nilai-nilai kolektivisme dan individualisme
Budaya kolektivis, seperti budaya Asia, menekankan pentingnya keharmonisan kelompok, kerja sama, dan kepatuhan terhadap norma sosial. Hal ini memengaruhi bagaimana individu membangun hubungan sosial dan mengelola konflik. Sebaliknya, budaya individualistis lebih mementingkan kebebasan pribadi, kemandirian, dan pengembangan diri, yang dapat memengaruhi cara individu mengeksplorasi identitas emosional mereka.
3. Tradisi dan ritual
Tradisi budaya, seperti perayaan atau upacara, memberikan kesempatan bagi individu untuk belajar lebih banyak tentang nilai-nilai sosial dan emosional kelompok mereka. Misalnya, tradisi gotong royong di Indonesia mengajarkan pentingnya kerja sama, empati, dan saling menghormati. perawatan dalam masyarakat.
4. Perbedaan budaya antara jenis kelamin
Budaya juga memengaruhi harapan peran gender, yang pada gilirannya memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Di beberapa budaya, wanita diajarkan untuk lebih ekspresif secara emosional, sementara pria diajarkan untuk lebih pendiam. Hal ini dapat memengaruhi bagaimana individu dari kedua jenis kelamin memahami dan mengelola emosi mereka.Interaksi antara lingkungan dan BudayaLingkungan dan budaya berinteraksi satu sama lain untuk memengaruhi perkembangan sosial-emosional. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dalam keluarga yang mendukung dalam budaya kolektivis cenderung memiliki keterampilan sosial yang kuat, seperti kemampuan berempati dan bekerja sama. Sebaliknya, jika lingkungan keluarga tidak mendukung, budaya kolektivis dapat meningkatkan tekanan sosial yang membuat anak merasa terbebani.
Kesimpulan
Lingkungan dan budaya berperan peran yang tidak terpisahkan dalam perkembangan sosio-emosional individu. Lingkungan memberikan konteks sehari-hari di mana individu belajar dan mempraktikkan keterampilan sosial-emosional, sedangkan budaya memberikan kerangka nilai dan norma yang membentuk cara individu memahami dan mengekspresikan emosinya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami peran lingkungan dan budaya dalam menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan sosio-emosional yang sehat, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat. publik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI