Mohon tunggu...
Nurmala Hidayatullah
Nurmala Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya yaitu, membaca, menonton, healing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Attachment menurut Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   09:05 Diperbarui: 18 Januari 2025   09:05 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Attachment: Konsep, Prinsip, dan Relevansi

Teori attachment atau kelekatan merupakan konsep dalam psikologi yang pertama kali diperkenalkan oleh John Bowlby dan kemudian diperluas oleh Mary Ainsworth. Teori ini membahas bagaimana hubungan emosional yang mendalam, khususnya antara seorang anak dengan pengasuh utamanya, terbentuk dan berpengaruh pada perkembangan psikologis anak, baik di masa kecil maupun dewasa.

John Bowlby dan Awal Mula Teori Attachment

John Bowlby, seorang psikiater dan psikoanalis asal Inggris, adalah pelopor utama dalam pengembangan teori attachment. Ia mempelajari perilaku anak, khususnya dalam konteks hubungan mereka dengan pengasuh utama. Bowlby berpendapat bahwa kelekatan adalah kebutuhan mendasar manusia yang setara pentingnya dengan kebutuhan akan makanan dan perlindungan. Hubungan ini memberikan rasa aman dan perlindungan bagi anak, yang menjadi dasar bagi mereka untuk menjelajahi lingkungan sekitar dan berkembang secara emosional.

Bowlby juga menyatakan bahwa kelekatan memiliki peran adaptif dalam evolusi manusia. Anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang kuat dengan pengasuh cenderung lebih mampu bertahan hidup karena mereka menerima perlindungan, makanan, serta dukungan emosional yang dibutuhkan. Dalam pandangannya, kelekatan bukan sekadar bentuk hubungan emosional, tetapi merupakan mekanisme biologis yang dirancang untuk meningkatkan kemungkinan bertahan hidup.

Teori Bowlby didasarkan pada empat prinsip utama, yaitu:

  1. Proximity Maintenance: Anak memiliki kecenderungan untuk selalu dekat dengan pengasuhnya.
  2. Safe Haven: Anak mencari perlindungan dan rasa aman dari pengasuh saat mereka menghadapi situasi yang mengancam atau tidak nyaman.
  3. Secure Base: Pengasuh memberikan rasa aman yang mendorong anak untuk bebas menjelajahi lingkungan sekitar.
  4. Separation Distress: Anak menunjukkan reaksi cemas ketika mereka terpisah dari pengasuh.

Mary Ainsworth dan Eksperimen Strange Situation

Mary Ainsworth, seorang psikolog perkembangan, memperluas pemikiran Bowlby melalui studi empirisnya yang dikenal sebagai Strange Situation. Eksperimen ini melibatkan observasi terhadap anak-anak berusia 12 hingga 18 bulan dalam situasi yang mencakup kehadiran, kepergian, dan kembalinya pengasuh mereka. Berdasarkan eksperimen ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga pola utama dalam hubungan kelekatan anak, yaitu:

  1. Secure Attachment (Kelekatan Aman)
    Anak dengan pola kelekatan aman merasa nyaman menjelajahi lingkungan selama pengasuh mereka hadir. Namun, ketika pengasuh pergi, mereka menunjukkan kecemasan. Ketika pengasuh kembali, anak segera mencari kenyamanan dan kembali merasa tenang. Pola ini terbentuk dari pola pengasuhan yang konsisten dan responsif terhadap kebutuhan anak.

  2. Avoidant Attachment (Kelekatan Menghindar)
    Anak dengan pola kelekatan menghindar tampak tidak terlalu terganggu oleh kepergian atau kembalinya pengasuh. Mereka terlihat mandiri secara emosional, tetapi hal ini sering kali menjadi mekanisme untuk menghadapi pengasuhan yang kurang responsif atau tidak peka terhadap kebutuhan mereka.

  3. Ambivalent Attachment (Kelekatan Ambivalen)
    Anak dengan pola kelekatan ambivalen menunjukkan kecemasan yang tinggi saat pengasuh mereka pergi dan sulit merasa tenang ketika pengasuh kembali. Mereka sering kali menunjukkan kebingungan atau frustrasi, yang merupakan refleksi dari pola pengasuhan yang tidak konsisten.

Seiring waktu, para peneliti menambahkan pola keempat yang disebut Disorganized Attachment (Kelekatan Tidak Terorganisir). Pola ini sering ditemukan pada anak-anak yang mengalami pengabaian atau trauma. Anak-anak dengan kelekatan ini menunjukkan perilaku yang kontradiktif, seperti mendekati pengasuh namun tampak takut atau ragu.

Dampak Jangka Panjang Teori Attachment

Baik Bowlby maupun Ainsworth menekankan bahwa kualitas hubungan kelekatan di masa kecil memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan individu di kemudian hari. Anak-anak dengan kelekatan aman cenderung tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mampu menjalin hubungan sehat, dan memiliki keterampilan emosional yang baik. Sebaliknya, pola kelekatan tidak aman dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan sosial, seperti kesulitan menjalin hubungan, rendahnya rasa percaya diri, atau kecemasan yang berlebihan.

Relevansi Teori Attachment dalam Kehidupan Modern

Dalam kehidupan saat ini, teori attachment digunakan untuk memahami dinamika hubungan interpersonal di berbagai konteks, seperti hubungan keluarga, persahabatan, dan hubungan romantis. Gaya kelekatan seseorang berpengaruh pada cara mereka berkomunikasi, menyelesaikan konflik, dan memberikan dukungan emosional dalam hubungan.

Selain itu, teori ini juga menjadi dasar dalam terapi psikologis, seperti attachment-based therapy, yang bertujuan memperbaiki pola kelekatan tidak aman melalui pendekatan terapeutik. Terapi ini membantu individu memahami pola hubungan mereka yang mungkin dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil dan memberikan alat untuk mengembangkan hubungan yang lebih sehat.

Kesimpulan

Teori attachment yang dirumuskan oleh Bowlby dan diperluas oleh Ainsworth memberikan wawasan yang mendalam tentang pentingnya hubungan emosional antara anak dan pengasuh dalam perkembangan psikologis seseorang. Dengan memahami pola kelekatan, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung kebutuhan emosional anak-anak, sehingga mereka dapat berkembang menjadi individu yang sehat secara emosional. Pemahaman ini juga membantu individu dewasa mengenali pola hubungan mereka dan, jika diperlukan, memperbaikinya untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan memuaskan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun