Tanpa terasa sudah satu bulan kita tidak bersua, Ibunda. Sudah lama sejak terakhir kali aku mendengar suaramu. Suara yang mampu menenangkan hati dan pikiran. Suara yang mengucapkan kalimat-kalimat penyemangat dan penuh doa untukku yang sedang merantau.
Walau dalam keadaan begini, apakah kau masih mendoakanku? Karena sepertinya semua sedang berjalan tidak baik, Ibunda. Semuanya terasa berat saat ini, waktu seakan bergerak lamban.
Aku tidak tahu apakah kau membenciku? Tapi bukankah semuanya sudah kembali seperti semula? Lalu apa yang membuatmu enggan berbicara denganku? Apa yang masih membuatmu ragu untuk kembali berkomunikasi denganku? Apa yang salah denganku, Ibunda?
Aku tahu mungkin aku terlalu menyakiti hatimu kemarin karena aku menegaskan bahwa aku membencimu. Jujur, saat itu aku memang sangat membencimu karena kau telah mengkhianatiku, kau bilang kau menyayangiku tapi kenapa kau berbuat seperti itu. Salahkah aku, Ibunda?
Lalu mengapa kau bertindak layaknya seorang Ibu bagi mereka, tapi tidak kepadaku? Mengapa untuk sekedar membalas pesan singkatku pun engkau tidak mau? Mengapa harus berbohong pada Papa?
Apakah keadaan seperti ini untuk selamanya? Sampai maut memisahkan kita berdua? Aku tidak tahu, Ibunda. Yang jelas, aku sangat merindukanmu saat ini. Aku sedang tidak baik, Ibunda. Sepertinya aku kehilangan kendali atas diriku sendiri. Kuharap kau menyadarinya di sana dan tetap mendoakanku (:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H