Mohon tunggu...
Nurmala Damayanti
Nurmala Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa UIN SSC saat ini semester 5

Saya sangat menyukai dunia kreator

Selanjutnya

Tutup

Music

Heboh! Lagu Wedding Nashed Disangka Sholawat, Netizen Auto Salah Fokus

1 November 2024   06:32 Diperbarui: 1 November 2024   06:43 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Weeding Nasheed - Muhammad Al Muqit Youtube 

Lagu-lagu berbahasa Arab, terutama yang bernuansa Islami, memang selalu punya daya tarik. Salah satu contohnya adalah lagu pernikahan berjudul Wedding Nashed yang dinyanyikan oleh Muhammad Al Muqit. Lagu ini viral karena banyak netizen mengira bahwa lagu tersebut adalah sholawat. Lalu, apa sebenarnya perbedaan antara sholawat dan lagu berbahasa Arab pada umumnya?

Sholawat merupakan doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan bentuk ibadah dan ungkapan kasih sayang serta penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW. Selain itu sholawat bentuk pujian dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Lirik sholawat mengandung kalimat-kalimat tauhid, doa, dan ungkapan cinta kepada Rasulullah. Sholawat memiliki tujuan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara meneladani akhlak dan sifat-sifat mulia Rasulullah

Di sisi lain, lagu-lagu berbahasa Arab memiliki tema yang lebih luas. Lagu ini bisa saja bercerita tentang cinta, keindahan alam, atau bahkan peristiwa sejarah. Wedding Nashed oleh Muhammad Al Muqit, misalnya, mengangkat tema pernikahan dalam Islam, dengan harapan dan doa bagi kedua mempelai. Namun, berbeda dengan sholawat, lagu ini tidak ditujukan sebagai bentuk ibadah. Lagu-lagu berbahasa Arab secara umum memiliki tujuan hiburan atau ekspresi budaya yang beragam.

Akun tiktok: @bg_kacang7 
Akun tiktok: @bg_kacang7 
Viralnya lagu Wedding Nashed ini banyak memancing respons netizen, dengan sebagian dari mereka menyangka lagu ini adalah sholawat. Seorang netizen dengan akun @zahara pun mengingatkan, "Tolong semuanya bedakan sholawat dan Arabic song ya. Itu lagu pernikahan." Komentar ini mendapat banyak respons positif. Pengguna lain, @Pendosa, juga menyoroti fenomena ini dengan berkata, "Waduh, ini hal kecil tapi banyak dari kita umat Islam yang belum bisa bedakan sholawat dan lagu Arab."

Kesalahpahaman ini dimaklumi karena lagu Wedding Nashed menggunakan melodi dan irama yang mirip dengan sholawat. Penggunaan alat musik seperti rebana dan gambus memperkuat kesan tersebut. Selain itu, lirik berbahasa Arab yang indah dan puitis membuat banyak orang langsung terhubung dengan nuansa religius, seolah mendengarkan lantunan sholawat. Lagu ini membangkitkan suasana khusyuk, sehingga mudah dianggap sebagai lagu keagamaan.

Viralnya lagu Wedding Nashed ini tentu membawa dampak tersendiri. Di satu sisi, popularitas lagu ini memperkenalkan musik bernuansa Islami ke kalangan yang lebih luas. Banyak orang yang sebelumnya tidak familiar dengan lagu Arab menjadi tertarik mendengarkannya. Namun, kesalahan persepsi tentang lagu ini juga dapat menimbulkan kebingungan. Pemahaman yang kurang tentang perbedaan sholawat dan lagu Arab bisa menimbulkan miskonsepsi di masyarakat.

Untuk menghindari kesalahpahaman, penting bagi kita untuk memahami lirik dari lagu yang kita dengarkan. Dengan mengenali isi dan konteksnya, kita dapat membedakan antara sholawat dan lagu-lagu Arab lainnya. Selain itu, bijaklah dalam menggunakan media sosial. Jangan mudah terbawa oleh informasi yang belum tentu benar, dan pastikan selalu mengecek kebenaran setiap informasi sebelum menyebarkannya.

Terlepas dari kontroversi, Wedding Nashed tetap merupakan karya seni yang indah dan patut diapresiasi. Sebagai umat Muslim, kita diajarkan untuk menghargai karya seni yang positif dan sesuai dengan ajaran Islam. Lagu ini mengandung pesan Islami yang bisa menambah suasana sakral di acara pernikahan, sambil mengingatkan kita tentang nilai-nilai Islami. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa keindahan bahasa Arab dan musik bernuansa Islami bisa membawa kesan yang dalam, namun penting pula memahami makna di baliknya agar tidak salah kaprah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun