Mohon tunggu...
Nurmala
Nurmala Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Hakikat dan Tujuan Alih Wahana Sastra

20 Juli 2022   12:06 Diperbarui: 20 Juli 2022   13:17 5252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hakikat Alih Wahana Sastra 

Alih wahana merupakan proses pengalihan dari satu jenis "kendaraan" ke jenis "kendaraan" yang lain. "Kendaraan" yang dimaksud adalah suatu karya seni yang dapat mengalihkan sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain. Alih wahana mencakup kegiatan penerjemahan, penyaduran, dan pemindahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian yang lain.

Menurut Sapardi Djoko Damono, alih wahana adalah perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Dalam pembagian sebelumnya telah disinggung bahwa karya sastra tidak hanya bisa diterjemahkan, yakni dialihkan dari satu bahasa ke bahasa lain, tetapi juga dialihwahanakan, yakni diubah menjadi jenis kesenian lain. Membanding-bandingkan karya sastra seperti novel yang beralih wahana ke film merupakan kegiatan yang sah dan bermanfaat bagi pemahaman yang lebih dalam mengenai hakikat sastra.

Alih wahana pada hakikatnya tidak dapat lepas dari hubungan-hubungan antarmedia (Damono, 2018: 9). Menurut Damono, pemahaman tentang konsep media dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Hakikat intermedialitas, merupakan sesuatu yang menjadikan dasar bahwa yang penting memahami apa saja yang berbeda dalam berbagai media itu dan bagaimana perbedaan-perbedaan itu dijembatani. Pemahaman mengenai media itu apa dan apa sebenarnya hubungan intermedia itu memiliki implikasi penting dalam studi tentang seni dan media: sinema, ilustrasi, puisi, dan sebagainya.

2. Medium, dapat dikatakan sebagai saluran bagi mediasi informasi dan hiburan. Seni atau pun sastra tidak hanya mencakup satu jenis media, tetapi berbagai jenis yang berkaitan dengan alih wahana. Sebagai contoh, puisi misalnya. Puisi merupakan jenis media, karena jenis karya sastra ini termasuk seni. Ketika puisi dijadikan musik, ia beralih wahana dan karenanya mengalami perubahan sesuai dengan wahananya yang baru. Dari hal ini, setiap media merupakan kumpulan wahana.

3. Pertunjukan, merupakan media; di dalamnya kita dapatkan juga jenis media seperti musik ataupun tulisan hingga film.

4. Mode, merupakan cara mengerjakan sesuatu. Dalam studi media dan linguistik, terkadang mode mengacu pada kombinasi teks, imaji, bunyi, dan terkadang juga mengacu pada kombinasi indera manusia yaitu, penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan sebagainya.

Pada hakikatnya, jika berbicara tentag alih wahana tidak terlepas dari konsep tersebut. Peralihan wahana pada batas tertentu berarti juga peralihan mode; dalam artian alih wahana akan memberi keleluasaan pada kita untuk menemukan dan menguraikan masalah yang sebelumnya tidak disadari pentingnya. Adapun istilah yang dapat dikenal dalam alih wahana sastra antara lain: ekranisasi (alih wahana seni atau sastra ke film), musikalisasi (alih wahana puisi menjadi musik), dramatisasi (pengubahan karya seni menjadi drama), dan novelisasi (mengubah film menjadi novel) (Damono, 2018:12).

 Tujuan Alih Wahana Sastra 

Pada perkembangan sastra, sudah sangat lumrah kita jumpai bahwa satu jenis karya sastra mengambil karya sastra lain sebagai sumbernya. Sejalan dengan arus perkembangan teknologi dan media yang semakin canggih, proses tersebut semakin menonjol dalam kegiatan kreatif seniman yang menimbulkan pemahaman baru tentang alih wahana.

Tujuan dari alih wahana yaitu untuk mengungkapkan sesuatu. Wahana adalah alat untuk membawa atau memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain "sesuatu" yang dapat berupa gagasan, amanat, perasaan, atau sekadar suasana.

Sebagai contoh, alih wahana dari karya sastra ke dalam bentuk seni tari. Alih wahana dari teks Serat Menak ke dalam tari Golek Menak, hal ini membawa perubahan yang signifikan karena adaya perbedaan wahana yang digunakan, yaitu dari karya sastra yang bermedia bahasa menjadi karya seni yang bermedia gerak tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Damono, Sapardi Joko.2018. Alih Wahana (hlm. 9-13). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moses, Ferdinandus.2018. "Alih Wahana dalam Sastra", https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2773/alih-wahana-dalam-sastra, (diakases tanggal 28 Febaruari 2022).
Mestika, Intan.2018. "Pengertian Alih Wahana", https://alegorinai.wordpress.com/2018/02/01/pengertian-alih-wahana/, (diakases tanggal 28 Febaruari 2022).
Negarawati, Amelia Larasita.2019. Ekranisasi Anime Assassination Classroom ke Live Action Assassination Classroom (hlm.9).Bandung: Universitas Komputer Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun