Mohon tunggu...
Nurmajidah 017
Nurmajidah 017 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya menonton drakor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg: Tahapan Pembentukan Moralitas

21 Januari 2025   04:49 Diperbarui: 21 Januari 2025   04:49 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori Attachment: Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori attachment atau teori keterikatan adalah salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan yang menyoroti hubungan emosional antara anak dan pengasuh utamanya, seperti ibu atau ayah. Teori ini dikembangkan oleh John Bowlby dan diperkuat oleh penelitian Mary Ainsworth. Bowlby, seorang psikoanalis, percaya bahwa hubungan emosional yang kuat antara anak dan pengasuhnya sangat penting untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Ainsworth, melalui eksperimennya yang dikenal sebagai "Strange Situation", memberikan bukti empiris yang mendukung teori Bowlby dan memperkenalkan konsep pola attachment.

Teori Bowlby tentang Attachment

John Bowlby memandang attachment sebagai ikatan emosional yang berkembang secara biologis untuk memastikan kelangsungan hidup anak. Ia berpendapat bahwa keterikatan anak dengan pengasuh utamanya merupakan hasil dari seleksi alam. Anak-anak yang merasa aman dan terlindungi oleh pengasuhnya lebih mungkin untuk bertahan hidup dan berkembang.

Bowlby menjelaskan bahwa attachment memiliki beberapa fungsi utama, termasuk:

1. Perlindungan: Attachment memastikan bahwa anak mendapatkan perlindungan dari bahaya.

2. Keamanan Emosional: Ikatan emosional dengan pengasuh memberikan rasa aman, sehingga anak dapat menjelajahi lingkungan dengan percaya diri.

3. Regulasi Stres: Hubungan yang aman membantu anak mengatasi stres dan kecemasan dengan lebih baik.

Bowlby juga mengemukakan konsep internal working model, yaitu kerangka mental yang dibentuk berdasarkan pengalaman keterikatan dengan pengasuh. Kerangka ini menjadi dasar bagaimana individu membangun hubungan dengan orang lain di masa depan.

Eksperimen "Strange Situation" oleh Mary Ainsworth

Mary Ainsworth mengembangkan teori Bowlby melalui penelitiannya di Uganda dan Amerika Serikat. Ia menciptakan metode eksperimental yang dikenal sebagai "Strange Situation", yang bertujuan untuk mengamati pola keterikatan antara anak dan pengasuh. Eksperimen ini melibatkan situasi di mana anak ditinggalkan di ruangan asing bersama orang asing, kemudian dipertemukan kembali dengan pengasuhnya.

Melalui eksperimen ini, Ainsworth mengidentifikasi empat pola keterikatan utama:

1. Secure Att

achment (Keterikatan Aman)

Anak

Teori Attachment oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth

Teori attachment atau teori keterikatan adalah konsep penting dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan hubungan emosional antara anak dan pengasuh utamanya, seperti orang tua. Teori ini dikembangkan oleh John Bowlby, seorang psikoanalis, dan diperkuat oleh penelitian Mary Ainsworth, yang memberikan bukti empiris melalui eksperimen terkenal, "Strange Situation". Teori attachment menekankan bahwa hubungan emosional yang kuat selama masa kanak-kanak adalah fondasi utama untuk perkembangan emosional, sosial, dan kognitif seseorang di masa depan.

---

John Bowlby: Pelopor Teori Attachment

John Bowlby percaya bahwa keterikatan adalah proses biologis yang berkembang untuk memastikan kelangsungan hidup. Ia berargumen bahwa bayi dilahirkan dengan naluri bawaan, seperti menangis atau tersenyum, yang dirancang untuk menarik perhatian dan mendapatkan respons dari pengasuh. Respons ini memperkuat keterikatan antara bayi dan pengasuhnya.

Bowlby menyoroti beberapa fungsi utama keterikatan:

1. Keamanan Fisik: Keterikatan memungkinkan anak merasa dilindungi dari bahaya eksternal.

2. Keamanan Emosional: Anak yang memiliki keterikatan yang aman dengan pengasuhnya merasa lebih percaya diri untuk mengeksplorasi lingkungan.

3. Regulasi Stres: Hubungan yang kuat dengan pengasuh membantu anak mengelola rasa takut atau cemas.

Salah satu konsep utama dalam teori Bowlby adalah internal working model, yaitu pola pikir yang terbentuk berdasarkan pengalaman keterikatan awal. Model ini memengaruhi bagaimana seseorang membangun hubungan dengan orang lain di masa depan.

Bowlby juga menekankan bahwa keterikatan terjadi dalam empat fase:

1. Fase Pra-Keterikatan (0-6 minggu): Bayi menunjukkan perilaku bawaan untuk mendekati pengasuh, seperti menangis atau tersenyum.

2. Pembentukan Keterikatan (6 minggu-6 bulan): Bayi mulai mengenali dan merespons pengasuh utama dengan cara yang berbeda dibandingkan orang lain.

3. Keterikatan yang Jelas (6 bulan-2 tahun): Anak menunjukkan ketergantungan emosional yang kuat, termasuk kecemasan saat pengasuh pergi.

4. Pembentukan Hubungan Timbal Balik (2 tahun ke atas): Anak mulai memahami bahwa pengasuh memiliki kebutuhan dan jadwal yang berbeda darin

Mary Ainsworth: Eksperimen "Strange Situation"

Mary Ainsworth memperkuat teori Bowlby melalui penelitiannya di Uganda dan Amerika Serikat. Ia menciptakan eksperimen yang disebut "Strange Situation", yang digunakan untuk mengamati pola keterikatan antara anak dan pengasuh. Dalam eksperimen ini, anak-anak (berusia 12-18 bulan) ditempatkan dalam situasi di mana mereka ditinggalkan di ruangan asing bersama orang asing, kemudian dipertemukan kembali dengan pengasuh mereka.

Ainsworth mengidentifikasi empat pola keterikatan utama berdasarkan respons anak dalam eksperimen ini:

1. Secure Attachment (Keterikatan Aman)

Anak dengan pola ini merasa aman dan percaya pada pengasuhnya. Ketika pengasuh meninggalkan ruangan, anak mungkin menunjukkan tanda-tanda kesedihan, tetapi mereka dengan cepat merasa tenang ketika pengasuh kembali. Pola ini biasanya muncul ketika pengasuh responsif dan konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

2. Avoidant Attachment (Keterikatan Menghindar)

Anak dengan pola ini cenderung menghindari pengasuhnya. Mereka tidak menunjukkan reaksi yang jelas ketika pengasuh pergi atau kembali. Pola ini biasanya muncul ketika pengasuh tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak.

3. Ambivalent/Resistant Attachment (Keterikatan Ambivalen/Resisten)

Anak-anak ini menunjukkan kecemasan yang berlebihan ketika pengasuh pergi dan sulit merasa tenang meskipun pengasuh telah kembali. Mereka cenderung menunjukkan ketergantungan emosional yang ekstrem. Pola ini sering kali disebabkan oleh respons yang tidak konsisten dari pengasuh.

4. Disorganized Attachment (Keterikatan Tidak Terorganisir)

Anak-anak dengan pola ini menunjukkan perilaku yang membingungkan, seperti mendekati tetapi kemudian menjauh dari pengasuh. Pola ini sering dikaitkan dengan pengalaman trauma atau pengabaian.

Implikasi Teori Attachment

Teori attachment memiliki dampak besar dalam berbagai bidang, termasuk psikologi, pendidikan, dan pengasuhan anak. Hubungan yang aman antara anak dan pengasuh terbukti mendukung perkembangan emosional, sosial, dan kognitif anak. Anak-anak dengan keterikatan yang aman cenderung lebih percaya diri, memiliki hubungan yang sehat dengan orang lain, dan mampu mengatasi stres dengan lebih baik

Namun, jika hubungan keterikatan terganggu atau tidak terbentuk dengan baik, hal ini dapat menyebabkan masalah di masa depan, seperti kecemasan, kesulitan dalam hubungan sosial, atau perilaku agresif. Oleh karena itu, penting bagi pengasuh untuk memberikan perhatian, kasih sayang, dan konsistensi dalam merespons kebutuhan anak.

---

Kritik dan Relevansi Teori Attachment

Meskipun teori Bowlby dan Ainsworth sangat berpengaruh, ada kritik terhadap teori ini. Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori ini terlalu fokus pada hubungan dengan ibu, sementara peran pengasuh lain, seperti ayah atau kakek-

nenek, kurang diperhatikan. Selain itu, faktor budaya juga dianggap memengaruhi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun