Mohon tunggu...
Nurmah -
Nurmah - Mohon Tunggu... lainnya -

“Penulis adalah seorang yang ernama lengkap Nurmah, lahir di Mendahara Tengah, Kecamatan Mendahara, Kabuapaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi pada tanggal 25 Mei 1989, dengan pendidikan SDN No. 62 (Mendahara Tengah), MTs Subulussalam Mendahara Tengah, MAN (Madrasah Aliyah) Bangko, sarjana S-1 Ilmu Hukum (Universitas Jambi). Penulis bertempat tinggal di Jalan Melur 1 Xaverius 2 RT 17/RW 06 No. 55A, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Adapun nomor telpon/HP yang dapat dihubungi adalah 081994580824, dengan alamat email nurmah1989@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

“JK (Jusuf Kalla) The Next Indonesian Top Leader”

6 Januari 2014   08:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“JK (Jusuf Kalla) The Next Indonesian Top Leader”

Siapa yang tidak mengenal tokoh yang satu ini, tokoh yang lahir di Watampone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942, ialah beliau yang akrab dengan sapaan JK atau Jusuf Kalla. Jusuf  Kalla anak ke-2 dari 17 bersaudaradari pasangan Haji Kalla dan Athirah, pengusaha keturunanBugisyang memiliki bendera usahaKalla Group. Bisnis keluarga Kalla tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV Hadji Kalla berkembang dari sekedar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan, konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi. DiMakassar, Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan DaengUcu. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Jusuf, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, serta sembilan orang cucu.

Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalahPelajar Islam Indonesia(PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960 - 1964, KetuaHMICabang Makassar tahun 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967-1969. Sebelum terjun ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda)Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di alamamaternyaUniversitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah September 2006.

Jusuf Kalla adalah seorang figur yang berlatar belakang serba bisa (multi talenta). Dia seorang ushawan yang sukses, ia juga seorang yang memiliki andil besar dalam meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik Poso dan Ambon sebagaimana pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik saat itu. Melalui pertemuan Malino I, dia berhasil meredakan konflik di Poso. Jusuf Kalla pun kemudian memprakarsai pertemuan Malino II.

Dalam pertemuan ini, dia bisa mengajak kelompok Islam dan Kristen yang bertikai di Ambon untuk menghentikan pertikaian. Dengan merendah, ia mengatakan upayanya dalam perjanjian Malino adalah sebagian dari tugasnya sebagai seorang menteri, pembantu presiden, dan untuk mengatasi masalah konflik dan kesejahteraan rakyat.

Dia melihat konflik dan perselisihan akan menyebabkan kemiskinan, baik dalam bentuk materi ataupun non materi. Sehingga, kepada mereka yang bertikai, harus diberikan kesadaran untuk menghentikan konflik dengan cara damai bukan melalui perang. Kendati ia yakin bahwa konflik di Maluku bukanlah konflik agama, tapi awalnya dipicu oleh persoalan ekonomi. Bahwa akhirnya tampak sentimen agamanya yang dominan, menurutnya, itu karena orang tidak menelisiknya dari awal.

Dalam menangani konflik Poso dan Ambon, JK termasuk berani mempersalahkan kedua belah pihak. Ia tidak hanya memuji dan membujuk mereka yang bertikai. Mengenai keyakinannya bahwa konflik Ambon bukan dipicu oleh urusan agama melainkan urusan ekonomi, ia mengatakan, sebanyak 75 persen konflik di dunia ini gara-gara masalah ketidakadilan dan kemiskinan.

JK selalu menunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa sebenarnya kita mampu membangun negeri ini dengan kemampuan sendiri dan itu sudah beliau buktikan. Bukti kecintaan dan pengabdian beliau terhadap negeri ini sangatlah besar dan nyata tidak hanya sekedar janji sebagaimana kader-kader Partai Politik saat mereka akan mencalonkan diri belaka, berbagai janji manis dilontarkan. Namun, setelah mereka jadi/terpilih untuk mewakili masyarakat di kursi pemerintahan bukan janji yang ingin direalisasikan melainkan berfikir bagaimana menumpuk harta demi kepentingan pribadi. Sehingga rakyat di negeri ini tersakiti. Sosok yang saya kagumi ini (JK), dimana beliau selalu dan telah menunjukkan semangat bahwa Indonesia bisa mandiri.

Jusuf Kalla(JK) menilai selama Indonesia merdeka terdapat 15 konflik besar. Sepuluh di antaranya adalah karena ketidakadilan sosial dan ekonomi yang terjadi di daerah. Padahal, lanjutJK, untuk mewujudkan keadilan itu hal yang mudah. JKmencontohkan, saat banjir di Jakarta pada tahun 2007-2008. Saat itu kawasan Manggarai banjir karena pintu air ditutup. Tetapi masyarakat bagian lain marah meminta pintu air Manggarai dibuka. Akhirnya, banjir pun terjadi di mana-mana. Artinya, rakyat ingin sama-sama senang dan sama-sama susah. Itulah keadilan. Untuk itu,JKmengingatkan kalau keadilan merupakan tugas seluruh masyarakat bukan hanya pemimpin. Keadilan itu juga merupakan HAM.

JK (Jusuf Kalla) memang dikenal sebagai seorang anak bangsa, penganut agama Islam, yang berjiwa kebangsaan. Itulah sebabnya ia bisa dengan berani berbicara dengan kelompok-kelompok bertikai di Poso dan Ambon. Ia tidak berpihak kepada salah satu kelompok. Keikhlasan dan kejujurannya sudah dikenal oleh masyarakat setempat. Ia orang yang biasa menghargai orang lain, termasuk orang yang berbeda pandangan dan keyakinan dengannya.

Jusuf Kalla menjabat sebagaimenteridi era pemerintahan Abdurrahman Wahid(Presiden RI yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat  KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahanMegawati Soekarnoputri(Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presidenSusilo Bambang Yudhoyono.

Dengan kemenangan yang diraih olehSusilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagaiPresidenRI yang ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagaiWakil PresidenRI yang ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

Ia menjabat sebagai ketua umum PartaiGolongan KaryamenggantikanAkbar TanjungsejakDesember2004hingga9 Oktober2009. Pada10 Januari 2007, ia melantik 185 pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di KantorDPPPartai Golongan KaryadiSlipi,Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan, pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan bergelar master, doktor, dan profesor.

Melalui MunasPalang Merah Indonesiake XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umumPalang Merah Indonesiaperiode 2009-2014. Selain itu beliau juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus PusatDewan Masjid Indonesiaperiode 2012-2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta. Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa dariUniversitas Hasanuddin,Makassar.

Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi denganPartai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua UmumPartai HanuraWiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasiKomisi Pemilihan Umum.

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi tokoh yang paling difavoritkan sebagai pendamping calon presiden pada Pemilu 2014 mendatang. Jusuf Kalla diinginkan untuk mendampingi baik Aburizal Bakrie, Joko Widodo, Pramono Edhie Wibowo, hingga Prabowo Subianto. Jusuf Kalla sudah terekam sebagai tokoh yang pernah menjadi wakil presiden cukup sukses.

Survei Charta dilakukan pada 28 November hingga 6 Desember 2013, melalui wawancara tatap muka. Total responden sebanyak 1.200 orang dengan deviasi kesalahan sebesar 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Responden dipilih melalui sistem acak berjenjang. Responden paling banyak ingin Kalla menjadi pendamping Jokowi, yakni 18,5 persen. Adapun yang menginginkannya sebagai pendamping ARB maupun Prabowo masing-masing sebanyak 14,8 dan 14,3 persen.

JK adalah sosok yang dirindukan oleh masyarakat, dengan segala keberanian, kedekatannya dengan rakyat, cekatan dan tanggap dalam merespon setiap permasalahan yang terjadi untuk segera dicarikan jalan keluarnya dengan damai dan adil. Tokoh pemberani mengambil riseko dan rela berkorban demi satu kebenaran, kejujuran dan bijaksana.

Sebagai salah satu bukti keberhasilan kepemimpinannya selain beberapa hal yang telah disebutkan  di atas adalah selama ia menjabat Ketua UmumPartai Golkarperiode 2004-2009. Dia mengungkapkan, selama menjabat sebagai ketua umum Golkar tak ada satu pun kader atau anggota DPR dari Golkar yang dipanggil KPK karena terjeratkorupsi.

Rahasianya hanya satu, jujur. Jujur itu bentuknya teladan. Kalau di atasnya jujur di bawah juga akan nyaman. Makanya saat JK menjadi ketua umum Golkar tak ada kader atau anggota DPR dari Golkar yang dipenjara. JK menuturkan cara jitu yang digunakan agar anak buahnya tidak main dalam proyek pemerintahan. Selain itu sejak awal menjabat ketua umum, dia bilang ke kadernya partai tidak pernah menyuruh kader untuk mencari uang. Namun, menurutJK, hal yang penting bagi ketua umum adalah memberitahukan ke semua pihak pejabat pemerintah kalau partai tidak pernah menyuruh kader mencari proyek.JKjuga meminta agar pejabat pemerintah tak melayani politisi Golkar bila meminta sesuatu di luar wewenangnya.

Politikus senior Partai Golkar, Jusuf Kalla, menilai maraknya korupsi yang dilakukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan pejabat pemerintah merupakan cerminan ketidaktegasan pemimpin partai. Menurut dia, sedari awal, pemimpin partai harus mewanti-wanti kadernya yang menduduki jabatan publik untuk jujur dan tidak mencari keuntungan melalui proyek-proyek.

Namun setelah kepemimpinan beliau di partai tempatanya (Partai Golkar), Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu melihat saat banyak kader partai yang lebih mementingkan kelompok atau keluarganya. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab anggota dewan dan gubernur sering berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. kader partai yang terjerat kasus korupsi sudah yang merupakan kader dari Partai Golkar.Terakhir yang sedang booming dimana-mana, kader Golkar yang juga Gubernur Banten Atut Chosiyah. Dia baru saja ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan suap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar (kini nonaktif).Tak hanya Golkar yang kadernya tersandung di komisi antirasuah. Kader Partai Demokrat telah terlebih dulu berurusan dengan KPK, seperti kasus korupsi Wisma Atlet dan proyek Hambalang yang melibatkan Angelina Sondakh, Muhammad Nazaruddin, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Adapun Wa Ode Nurhayati, kader Partai Amanat Nasional, terjerat kasus korupsi dana penyesuaian infrastruktur daerah. Sedangkan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Emir Moeis, terjerat kasus suap pengadaan proyek pembangkit listrik.

Oleh karena itu, bangsa dan negara ini ini sangat merindukan dan membutuhkan sosok pemimpin seperti JK (Jusuf Kalla). JK itu tidak hanya cekatan, tanggap, sosial tinggi, pemberani ia juga seorang yang pintai dalam bidang ekonomi. Tidak ada yang lebih pantassi untuk menjadi seorang pemimpin sampai saat ini di Indonesia selain JK.

JK sosok yang karismatik, bijak, sifat baik yang ditularkan pada banyak orang. orangnya baik, dan tidak sombong peduli sama masyarakat dan responnya cepat apalagi kalau masalah sosial, beliau sangat peka. Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilansir di Jakarta menunjukkan, rakyat masih merindukan sosok Jusuf Kalla. Beliau dianggap lebih cepat dan tegas untuk mengimbangi figur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dulu, dan tidak menutup kemungkinan untuk figur-figur lainnya.

Citra Jusuf Kalla lebih mengakar karena di periode sebelumnya SBY memberikan lebih banyak peran dan tugas  vital kepada Kalla selaku wapres selama masa Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) I periode 2004-2009, yang berhasil JK tangani.

Banyak masyrakat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri. Mereka berharap kepada JK tetap menjadi Bapak Perdamaian. Berharap JK menjadai Bapak Bangsa yang selalu tahu dengan rakyat kecil, terutama rakyat yang sedang ditimpa kesusahan. Rakyat menganggap JK adalah jawaban berbagai persoal yang terjadi di negeri ini. Memang benar, kemana negara ini akan dibawa tergantung siapa pemimpin yang akan memimpinnya. Pemimpin yang menomor satukan kepentingan rakyatnya dari pada segolongan orang atau pribadi dan JK yang dianggap paling mampu mengurusnya. Hal tersebut berdasarkan pengalaman birokrat, kemampuan kontrol program yang melekat serta sifat empatinya yang begitu cepat terhadap perubahan.

Politikus Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), yang terus disebut-sebut akan menjadi calon presiden (capres) dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersaing dengan Mahfud MD dan Rhoma Irama. Namun, sepertinya Jusuf Kalla (JK), lebih memilih menjalankan tugas sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) ketimbang menghadiri acara Rapimnas V Partai Golkar.

Ada tiga hal yang mengagumkan dari beliau. Pertama, sebagai akademisi intelektual yang sangat baik dan terkenal yang mempunyai pikiran-pikiran jernih, khususnya masalah sosial. Kedua, sebagai pimpinan yang teguh mempersatukan kadernya. Ketiga, sebagai tokoh nasional yang banyak memberikan pikiran-pikiran plural serta banyak memberikan pencerahan, tapi kritis dan tetap dalam satu situasi persatuan nasional. Pikiran-pikiran tokoh-tokoh penting seperti beliau patut disimak dan dipelajari serta dijadikan teladan.

JK cukup konsisten dalam pikiran dan pandangannya, khususnya dalam upaya mengembangkan wawasan dan pemikiran beliau memberikan pengembangan wawasan jauh ke depan secara luas,sosok yang sangat sederhana dan bisa diteladani oleh banyak orang. Pemikiran beliau sangat mencerdaskan dan selalu ada yang baru, aktual, meski tetap kritis. Bagi generasi muda, pikiran JK menjadi inspirasi untuk berkembang ke arah pemikiran-pemikiran berikutnya yang inovatif. JK independen dalam bertindak, tidak memihak kepada siapa-siapa, tetapi beliau mempunyai kehendak, tujuan, dan kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya. Di samping itu, beliau merupakan contoh tokoh yang sangat menghargai toleransi pluralisme, dan tidak menghendaki adanya kebenaran yang mutlak bagi pemeluk agama dengan cara mendiskreditkan agama yang lain.

JK menunjukkan dirinya sebagai sosok yang sangat humble, sangat dekat dengan siapapun, dan sangat eligalitarian. Beliau suka bicara to the point dengan gayanya sendiri. Tetapi yang menarik dari JK ini adalah, meskipun beliau seorang tokoh besar, namun karena sikap elegalitarismenya, kita bebas untuk mengkritik beliau. Sama sekali tidak ada ekspresi ketersinggungan beliau dengan kritik kita, dan sama sekali tidak ada ekspresi bahwa beliau mengabaikan kritik kita apalagi dendam.

Beliau mudah menerima sesama dengan kasih, hatinya selalu terbuka. Kedalaman ini dijadikan dasar sikap, sehingga kalau beliau berpendapat, mempunyai paham pemikiran, sudah diolah dalam hati, dalam kedalaman hati nuraninya, sehingga beliau konsisten.

Kita tidak perlu orang yang santun, tapi orang yang bermartabat. Beliau adalah kriteria martabat itu. Pemikir besar Indonesia, karena dia melihat Indonesia secara utuh. Bagaimana relasi negara dan agama, khususnya pemikiran-pemikiran agama yang radikal, dalam arti membebaskan rakyat dari ketindasan. Pribadi beliau itu menggetarkan, karena mampu memberi orientasi hidup berbangsa dan bernegara. Beliau sebenarnya punya concern bagaimana membangun republik ini ke depan.

Maka, kalau kita melihat sosok beliau, bagaimana beliau dengan jujur menyuarakan suara nuraninya, kerap kali kata-katanya keras, dan kerap kali membuat kekuasaan menjadi panas kupingnya. Tetapi, memang kejujuran seorang JK adalah kejujuran yang tulus untuk bangsa dan negaranya dan tidak ada interest politik. Gagasannya jelas tentang bagaimana Indonesia ke depan dengan membangun kebudayaan, nilai-nilai peradaban. Itu yang selalu beliau tampilkan kepada publik Indonesia. Kalau menjadi pemimpin kita, maka Indonesia mungkin sudah bangkit dari krisis moralitas yang melanda negeri ini.

Kita harus belajar banyak dari sosok dia, belajar tentang kerendahan hati, bagaimana dia menjadi guru bangsa dalam memandu republik ini agar mampu keluar dari krisis besar. Ide-ide besar merajut persaudaraan sejati, bagaimana Indonesia bisa bangun menjadi Indonesia yang jaya, Indonesia yang mempunyai harga diri dan bermartabat. Beliau dilihat sebagai sosok yang berani melawan arus dan arus yang terbesar, adalah ketika dia harus mengatakan dengan jujur, yang paling cocok memimpin bangsa ini dengan segala keprihatiannya. Dengan menonjolkan JK saya katakan dia berani keluar dari rasa aman, keluar dari rasa keagamaan yang sempit, keluar dari rasa bahwa kita selalu hidup dalam kultus. JK itu memiliki pemikiran cemerlang tapi orang tidak mengingat jasanya. Ia bukan seorang orator, tetapi adalah orang yang memiliki pemikiran rasional dan mengaktualisasikannya untuk peradaban itu.

Beliau adalah orang yang sangat sederhana. Dengan posisi beliau yang cukup tinggi di masyarakat, dia tidak lupa hanya karena jabatannya. JK adalah orang yang mencintai rakyat dan juga mencintai Indonesia. Ketika dia membangun, dia tidak hanya membangun kamar, tapi juga membangun rumah. Inilah sosok yang membuat kita begitu adem. Kalau misalkan pemimpin-pemimpin Indonesia bisa meniru apa yang dilakukannya, kita semua pasti akan merasa lebih nyaman. Kemudian, ketika semua orang gila kekuasaan, ingin mempertahankan jabatan, beliau tidak untuk memberi kesempatan pada yang lain, dan ini patut ditiru. Indonesia cukup banyak memiliki politisi dengan berbagai kelas, tetapi Indonesia memiliki sedikit sekali sosok negarawan, tokoh-tokoh seperti ini yang harusnya kita beri tempat di depan. Indonesia butuh guru bangsa dan JK adalah salah satu tokoh yang pantas di posisi itu.

Beliau mempunyai kharisma yang sangat rupawan yang diakui oleh banyak orang. Semua mengakui saat beliau mengemukakan pandangan beliau tentang berbagai masalah di Indonesia dan perjuangannya secara global, bahwa beliau memberikan kesan dan suatu perasaan wibawa pada orang-orang lain. Jadi, saya kira, memang beliau itu seorang negarawan, seorang guru untuk bangsa kita yang sangat diperlukan sekarang ini. Beliau adalah seorang yang memiliki pandangan luas, pluralis, diakui dan dihormati oleh seluruh lapisan masyarakat. Berbagai suku, ras, ataupun agama merasakan peranannya saat menghadapi beliau. Semua mengakui beliau sebagai tokoh mereka, dan beliau menjadi kebanggaan mereka karena mau memegang peranan ini.

Menurut saya, beliau sangat arif dan bijaksana tutur kata dan nasehat-nasehatnya. Beliau bisa mengumpulkan banyak umat dari berbagai agama, instansi pemerintah, LSM, dan sebagainya. Dengan tujuan menyejahterakan ekonomi kita, bagaimana upaya kita membantu masyarakatnya.Beliau adalah seorang tokoh bangsa, guru bangsa. Beliau adalah orang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas. Bukan hanya memiliki pengetahuan dan bijaksana, beliau juga bersuara keras di tengah berbagai situasi dan krisis, dan itu sangat dibutuhkan oleh bangsa mana pun.Beliau adalah manusia Indonesia yang besar, baik karena kepribadiannya yang sangat mengesankan, juga karena kesederhanaan, kejujuran, dan pengabdiannya yang tulus untuk bangsa dan negara. Bagi saya, JK adalah seorang yang bigger than life itu sendiri.

Karena Indonesia sebenarnya adalah sebuah republik yang  para pemimpin politiknya tahu betul apa yang semestinya mereka lakukan untuk bangsa dan negara Indonesia ini. Sayangnya banyak diantara mereka bimbang untuk menuntaskan komitmennya pada Pancasila, ketika dalam memperjuangkannya bertabrakan dengan kepentingan-kepentingan sesaat sebagai pribadi mamupun kelompok. Negera ini memang perlu generasi yang lebih otentik yang tidak tercemar masa lalu untuk mewujudkannya.

Secara prinsipil, negara ini membutuhkan kesabaran dan penekanan ego diri sendiri, karena setiap pelaku demokrasi dalam sistem ini adalah unik. Motivasi, kemampuan, latar belakang dan pengalaman tentu salah satu penunjang untuk bangsa dan negara agar lebih maju, dan saya pikir itu semua ada pada diri seorang Jusuf Kalla (JK).

Jadi, menurut saya siapapun yang akan JK dampingi atau ia sendirikah yang akan maju mencalonkan diri untuk memnjadi orang nomor 1 di Indonnesia alias Presiden. Dengan berbagai latar belakang dan pengalaman beliau tersebut di atas, JK adalah “The Next Indonesian Top Leader” bagi bangsa dan negara Indonesia yang tercinta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun