Selain menggunakan problem based learning, untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dapat juga dilakukan dengan pendekatan open-ended. Tujuan dari pendekatan open-ended untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematik secara maksimal dan dapat terkomunikasikan melalui proses belajar-mengajar. Hal ini yang menjadi dasar pendekatan open-ended.Â
Open-ended merupakan pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mereka dapat memecahkan permasalahan dengan berbagai strategi. Kegiatan interaktif antara matematika dan siswa disebut open-ended jika memenuhi aspek-aspek berikut.
- Kegiatan siswa harus terbuka, harus memberikan kebebasan pada siswa untuk melakukan strateginya. Contohnya, "Dengan menggunakan berbagai cara, tentukan bilangan yang akan menghasilkan angka 100!". Maka peserta didik akan memberikan jawaban yang beragam atas permasalahan tersebut.
- Kegiatan matematik merupakan ragam berpikir, mengkonstruksi permasalahan matematika ke kehidupan nyata dan sebaliknya.
- Kegiatan siswa dan kegiatan matematik merupakan satu kesatuan
Hakikatnya, open-ended adalah untuk mengembangkan kreativitas siswa dan berpikir matematika secara kritis. Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan pada pendekatan open-ended adalah kebebasan berpikir siswa dalam menyusun strategi untuk memecahkan permasalahan matematika.
Adapun penerapan dalam konteks nyata atau pendekatan matematika realistik, yaitu mengaitkan konsep-konsep matematika dengan situasi nyata di sekitar siswa. Hal ini membantu siswa untuk melihat relevansi dan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.Â
Dengan memahami bagaimana matematika digunakan dalam konteks nyata, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta meningkatkan kreatifitas yang lebih baik karena mereka belajar untuk menerapkan konsep-konsep matematika dalam situasi yang berbeda-beda. Contoh penerapan dari pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah konsep sistem persamaan linear yang untuk menentukan harga suatu barang.
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dikembangkan melalui pendekatan matematika realistik. Misalnya, pada salah satu prinsip PMR yaitu prinsip aktivitas atau penemuan kembali konsep matematika. Prinsip ini menghendaki siswa untuk menemukan konsep matematika dengan mengalami sendiri. Melalui aktivitas kreatif, kreativitas siswa akan berkembang dengan baik.
Sementara itu, karakteristik PMR yang lain adalah penggunaan model dan kesempatan yang diberikan guru dalam memecahkan masalah matematika menggunakan cara siswa sendiri. Karakteristik ini memungkinkan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika dengan kemampuan berpikir kreatif. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan beberapa strategi yaitu, 1) menggambar diagram, 2) berangkat dari belakang (pembuktian), 3) menebak solusi, 4) menemukan pola, 5) membandingkan solusi, dan sebagainya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika tidak hanya berfokus pada pengembangan penguasaan konsep-konsep matematika secara teoritis. Akan tetapi, pembelajaran matematika juga berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif pada siswa. Pengembangan kemampuan berpikir kritis dapat dilakukan dengan menerapkan problem based learning.Â
Contoh dari penerapan PBL adalah ketika menentukan sebuah penyelesaian tersebut benar atau tidak. Adapun pendekatan open-ended dan pendekatan matematika realistik. Penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis adalah konsep sistem persamaan linear yang dapat diterapkan pada jual-beli.
Pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dikembangkan melalui pendekatan matematika realistik. Contoh penerapan pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kreativitas yakni menentukan volume benda putar pada materi kalkulus.
REFERENSI