Mohon tunggu...
Nurlina Fitrya
Nurlina Fitrya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cireundeu: Desa yang Tersembunyi, Kekayaan yang Terungkap

8 Maret 2024   17:24 Diperbarui: 8 Maret 2024   17:25 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beras Singkong (dokpri)

         

           Wisata budaya adalah salah satu sektor yang sedang berkembang di Indonesia dan mampu memberikan nilai jual kepada wisatawan dengan daya tarik utamanya terletak pada unsur budaya yang dapat memberikan rasa keingintahuan kepada wisatawan pada suatu negara atau daerah destinasi wisata.

          Wisata budaya mempunyai beberapa bidang, seperti: makanan tradisional, musik tradisional, pakaian adat, upacara tradisional, pertunjukan tradisional, cagar budaya, dan adat istiadat yang ada di masyarakat.

          Kampung Cireundeu dapat dijasikan sebagai salah satu tempat wisata untuk mengenal budaya. Kampung Cireundeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Menurut Kang Yana yang merupakan sesepuh di Kampung Cireundeu, menyatakan bahwa di Kampung Cireundeu ini mempunyai tiga wilayah hutan atau di dalam Bahasa Sunda disebut dengan leuweung yaitu leuweung larangan yang dijasikan sebagai tempat stok air untuk kampung, leuweung tutupan yang digunakan sebagai hiking, dan leuweung baladahan  sebagai tempat untuk masyarakat bertani.

Kelompok Nyuguh Mengunjungi Kampung Cireundeu (dokpri)
Kelompok Nyuguh Mengunjungi Kampung Cireundeu (dokpri)

          Nama Cireundeu berasal dari kata ci (cai) yang mempunyai arti air dan reundeu  yaitu nama pohon reundeu,  karena sebelumnya di kampung ini banyak sekali pohon reundeu. 

          Masyarakat di Kampung Cireundeu sebagai besar masih memeluk kepercayaan dari leluhur yaitu kepercayaan Sunda Wiwitan serta sampai sekarang masyarakatnya masih melestarikan adat istiadat.

          salah satu daya tarik dari Kampung Cireundeu sebagai salah satu destinasi wisata adalah terletak pada singkong yang menjadi makanan pokok sehari hari di masyarakat Cireundeu. Hal ini menjadikan keunikan dari masyarakat Kampung adat Cireundeu di mulai dari mengkonsumsi singkong, cara menanam, memanen, hingga menjadi beras singkong (rasi).

Beras Singkong (dokpri)
Beras Singkong (dokpri)

          Singkong menjadi makanan utama bagi masyarakat Kampung Cireundeu. Kira - kira mengapa ya masyarakat Cireundeu menjadikan singkong sebagai makanan pokok? Nah alasannya adalah karena Kampung Adat Cireundeu terletak di wilayah perbukitan sehingga cocok untuk ditanami sinkong. selain itu hal ini berawal dari bentuk perlawanan terhadap penjajah, yang mana hasil panen masyarakat dulu diambil paksa oleh penjajah. Untuk memperjuangkan kemerdekaan, maka dibutuhkan pangan sebagai sumber tenaga. Sehingga para leluhurmelakukan peralihan makanan dari nasi menjadi singkong. Singkong dijadikan makanan pokok pada tahun 1918 oleh masyarakat kampung Adat Cireundeu.

          selain berwisata, di Kampung Adat Cireundeu ini kita juga bisa belajar mengenai kesenian adat, alat musik tradisional, adat istiadat,, dan kita juga bisa belajar cara membuat beras singkong (rasi).  Nilai budaya masyarakat Kampung Adat Cireundeu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan, mulai dari produk singkongnya, asal usulnya, dan adat istiadatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun