Mohon tunggu...
Nurleni
Nurleni Mohon Tunggu... Bidan - Belajar menulis

Bekerja dan ibadah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Pemeriksaan IVA

20 Oktober 2023   17:08 Diperbarui: 23 Oktober 2023   07:35 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kanker Leher Rahim menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti Indonesia. Walaupun dengan kemajuan saat ini pencegahan primer Kanker Leher Rahim berupa vaksinasi HPV telah tersedia, namun belum dapat menjadi imunisasi massal untuk saat ini, karena mahalnya biaya dan keterbatasan vaksin yang tersedia.

Faktor-faktor risiko Kanker Leher Rahim yaitu menikah/mulai melakukan aktivitas seksual diusia muda(kurang dari 20 tahun), Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul, melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan, perempuan yang melahirkan banyak anak, memiliki riwayat keluarga dengan kanker, kurang menjaga kebersihan alat kelamin, merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif) dan penurunan kekebalan tubuh.

Dengan adanya deteksi dini diharapkan akan menurunkan angka kejadian dan kematian akibat Kanker Leher Rahim serta meningkatkan penemuan dini Kanker dalam stadium yang lebih awal. 

Ada beberapa metode yang dikenal untuk melakukan skrining Kanker Leher Rahim yaitu Inspeksi Visual dengan Aplikasi Asas Asetat (IVA) dan pemeriksaan Sitologi (Papanolaou/ Papsmear). 

Pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam cuka (IVA) berarti melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan asam asetat atau cuka (3-5%). Daerah yang tidak normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih, yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin memiliki lesi prakanker. 

Persyaratan untuk dapat dikakukan pemeriksaan IVA meliputi sudah melakukan kontak seksual, tidak sedang datang bulan/ haid, tidak sedang hamil, tidak boleh melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan dan bersedia dilakukan pemeriksaan IVA.

Jika hasil tes IVA negatif, datang menjalani tes kembali 3-5 tahun kemudian dan jika hasil tes IVA positif artinya penting dilakukan pengobatan dan tindak lanjut.

Fasilitas kesehatan yang dapat melakukan pelayanan deteksi dini salah satunya adalah di Puskesmas wilayah setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun