Teori strukturalisme merupakan pendekatan dalam analisis sastra yang berfokus pada struktur teks dan hubungan antar elemen-elemen yang membentuknya. Pendekatan ini tidak menyoroti makna subjektif atau historis dari teks, tetapi lebih menekankan pada struktur internalnya---meliputi alur, karakter, dan latar---yang saling mendukung untuk menghasilkan suatu keseluruhan yang koheren. Dalam strukturalisme, teks dianggap sebagai sistem tertutup, sehingga analisis terhadap unsur-unsurnya dianggap dapat mengungkap makna keseluruhan dari teks tersebut.
Prinsip Dasar Strukturalisme
Strukturalisme memandang sastra sebagai sistem tanda yang dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil dan dianalisis hubungannya. Tiga elemen utama yang kerap dianalisis dalam pendekatan ini adalah:
- Alur (Plot): Alur adalah rangkaian peristiwa yang saling terhubung, membentuk pola tertentu dalam cerita. Strukturalisme memandang alur sebagai struktur yang umumnya mengikuti urutan peristiwa tertentu, misalnya pengenalan, konflik, klimaks, dan resolusi.
- Karakter (Character): Karakter dalam strukturalisme dilihat bukan sebagai individu yang kompleks, tetapi sebagai peran fungsional dalam alur. Karakter dibagi berdasarkan fungsinya dalam menggerakkan cerita, seperti protagonis, antagonis, atau deuteragonis.
- Latar (Setting): Latar dipandang bukan sekadar tempat atau waktu, tetapi sebagai elemen yang memperkuat struktur cerita. Latar dapat memberikan konteks pada alur dan karakter, membantu membangun suasana atau konflik tertentu.
Contoh Analisis Strukturalisme: Novel Siti Nurbaya oleh Marah Rusli
Sebagai contoh penerapan pendekatan strukturalisme, kita dapat melihat novel klasik Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Dalam novel ini, Marah Rusli menceritakan kisah Siti Nurbaya yang terjebak dalam adat Minangkabau yang mengekang kebebasan pribadinya. Struktur novel ini terbentuk melalui interaksi alur, karakter, dan latar yang saling mendukung untuk memperkuat tema utama, yaitu konflik antara cinta pribadi dan tuntutan adat.
- Alur
Alur dalam Siti Nurbaya mengikuti pola yang logis dan terstruktur. Cerita bermula dengan pengenalan karakter Siti Nurbaya dan Samsulbahri yang saling mencintai. Konflik muncul ketika Datuk Maringgih, tokoh antagonis, memaksa Siti untuk menikah dengannya demi menyelamatkan keluarganya. Alur ini berpuncak pada tragedi saat Siti meninggal karena penderitaannya, yang kemudian memicu balas dendam Samsulbahri. Tahapan alur ini---pengenalan, konflik, klimaks, dan resolusi---membentuk rangkaian peristiwa yang teratur, menggambarkan dinamika antara kepentingan pribadi dan tuntutan sosial. - Karakter
Karakter dalam Siti Nurbaya dapat dilihat melalui peran fungsional mereka. Siti Nurbaya sebagai protagonis adalah perwujudan nilai kemurnian cinta, sementara Samsulbahri sebagai tokoh pendukung berfungsi sebagai pejuang cinta yang kemudian melawan ketidakadilan. Datuk Maringgih sebagai antagonis mewakili kekuatan patriarki dan adat yang menekan kebebasan tokoh utama. Karakter-karakter ini tidak hanya berfungsi sebagai individu, tetapi juga sebagai simbol nilai yang bertolak belakang: cinta dan kehormatan vs. adat dan kekuasaan. - Latar
Latar Minangkabau dalam novel ini bukan hanya sebagai latar tempat dan budaya, tetapi juga sebagai bagian dari struktur yang memperkuat konflik dalam cerita. Adat Minangkabau yang kuat membatasi kebebasan tokoh, menjadikan konflik antara cinta dan adat semakin dalam. Latar ini secara efektif membentuk struktur cerita dengan mendukung tema yang diangkat.
Kesimpulan
Dengan pendekatan strukturalisme, kita dapat melihat bahwa setiap elemen dalam Siti Nurbaya saling terkait dan membentuk struktur yang koheren. Alur, karakter, dan latar bekerja sama untuk menyampaikan pesan utama, yaitu konflik antara cinta dan adat. Melalui hubungan elemen-elemen tersebut, pembaca dapat memahami makna keseluruhan novel sebagai sebuah sistem tertutup yang terstruktur.
Daftar Pustaka
- Culler, J. (1975). Structuralist Poetics: Structuralism, Linguistics, and the Study of Literature. Cornell University Press.
- Eagleton, T. (1983). Literary Theory: An Introduction. Basil Blackwell.
- Endraswara, S. (2003). Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi. Pustaka Widyatama.
- Hawkes, T. (1977). Structuralism and Semiotics. University of California Press.
- Nurgiyantoro, B. (1995). Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.
- Rusli, M. (1922). Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai. Balai Pustaka.