Mohon tunggu...
Nur Layly qubaylal fitri
Nur Layly qubaylal fitri Mohon Tunggu... -

Nur layly qubaylal fitri (1240001) Lamongan, 01 maret 1995 Psikologi'12 UIN Maliki Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bakat Kepemimpinan Anak

16 Juni 2015   19:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   05:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bakat Kepemimpinan Anak

 

  1. Pendahuluan

Setiap anak memiliki potensi untuk menjadi seorang pemimpin. Ya, mungkin mereka tidak sehebat tokoh-tokoh pemimpin dunia, namun pada dasarnya dalam diri setiap anak terdapat potensi hebat untuk mempengaruhi dan memimpin orang lain, entah itu kemampuan memimpin lahir dari kemampian dalam memberikan pengaruh. Sosiolog modern saat ini mengatakan bahwa bahkan seorang yang paling introvert sekalipun akan mampu mempengaruhi sepuluh ribu orang dalam seluruh kurun waktu kehidupannya di sepanjang rata-rata usia manusia. Anak sebagi generasi penerus orang tua yang kelak akan memimpin dunia. Pada masa anak-anak merupakan masa terbaik untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan, banyak orang tua bertanya tanya apakah kepemimpinan itu merupaka suatu bakat atau merupakan suatu hasil dari proses belajar. Tokoh bernama Kurt Hahn berkata “Di dalam diri kita, ada potensi yang jauh lebih besar daripada yang kita sadari. Jika kita ditakdirkan untuk mampu melihatnya, mungkin kita tidak akan pernah menyia-nyiakan bakat kita”.

Anak yang pada dirinya telah ada bakat pemimpin tetapi tidak pernah di latih, tidak akan muncul sisi pemimpin dalam diri anak tersebut. Diperlukan dukungan dari orang tua dan guru untuk menumbuhkan sisi kepemimpinan pada diri anak. yang di harapkan kedepannya anak tersebut minimal dapat memimpin dirinya sendiri, dan alangkah baiknya kalau anak tersebut dapat memimpin dengan baik orang-orang yang ada di sekitarnya.

  1. Pembahasan

Seorang pemimpin memiliki sebuah kompas di kepala mereka dan sebuah magnet di hati mereka, Socrates tokoh filsafat berkata, “jika aku mampu memanjat tempat tinggi di Athena, aku akan meneriakkan suaraku dan memproklamirkan: “Teman-temanku sesama warga Athena, mengapa kalian menyibukkan diri untuk bekerja membanting tulang hanya untuk menumpuk kekayaan , dan hanya meluangkan sedikit sekali waktu dan perhatian untuk mendidik anak-anak kalian, yang kelak, pada suatu hari nanti, kepada merekalah kalian akan menyerahkan segala sesuatunya?

Generasi anak-anak kini tentu sangat berbeda dengan masa anak-anak di tahun 80’an atau 90’an. Anak-anak sekarang lebih memilih gadget dari pada untuk bersosialisasi dengan teman-teman di sekitarnya. Sebagian anak-anak secara ilmiah bisa langsung menjalankan perannya sebagai pemimpin dan mereka merasa nyaman dengan itu. Sebagian yang lainnya, cenderung menjauhi peran ini akibat begitu dominannnya kepribadian teman sebaya atau teman sekelas terhadap diri mereka. Kedua tipe anak ini sama-sama membutuhkan bimbingan. Dalam hal ini dibutuhkan sosok orang dewasa untuk membimbing, mengatur anak tersebut.

Untuk mengembangkan bakat kepemimpinan anak, tentunya sangat diperlukan peran orang tua yang senantiasa membimbing. Saat nak-anak melihat seorang pemimpin, anak banyak mengira dan memiliki persepsi bahwa kepemimpinan itu melibatkan hal-hal berat seperti visi, perencanaan, komunikasi, anggaran dana, pemberdayaan, delegasi, penyederhanaan, dan pelatihan. Menurut Elmore (2010) Adapun hal-hal yang dapat membentuk kepribadian pemimpin di diri anak/remaja yakni:

  1. Karakter

Karakter akan membuat seorang pemimpin mampu untuk melakukan hal-hal yang benar, bahkan ketika hal itu sangat sulit untuk dilakukan.

  1. Perspektif

Perspektif akan membuat seorang pemimoin mampu untuk melihat dan memahami apa yang harus dilakukan untuk meraih sebuah tujuan.

  1. Keberanian

Keberanian akan membuat seorang pemimpin mampu untuk memprakarsai sebuah rencana dan bersedia mengambil resiko demi mewujudkan sebuah tujuan. Anak-anak kita harus memahami bahwa satu-satunya ukuran dari kadar keyakinan kita adalah apa yang kita lakukan.

  1. Kemurahan hati

Kemurahan hari akan membuat seorang pemimpin mampu untuk menarik dan mempercayai orang lain untuk bergabung dalam mewujudkan sebuah tujuan.

 

Elmore. 2010. Bagaimana Mengasah dan Mengukuhkan Jiwa Kepemimpinan Dalam Diri Anak-anak Anda. Jogjakarta. Garailmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun