Kali ini, aku tidak hanya berbicara menyoal rasaku. Aku juga harus menghargai rasamu. Satuan rasa yang membuatmu tak ingin menyudahi. Setiap kutanya alasannya, jawabanmu selalu saja sama;
"Entah, hanya saja yakinku padamu kian hari kian bertambah. Aku tak ingin begitu saja menyerah."Â
Setiap kau berkata tentang yakinmu yang makin menggunung. Aku seakan-akan dibuat linglung. Menolak pun aku bingung. Tanpa disadari, diri ini kian tersanjung.
Linglung. Bingung. Tersanjung.Â
Ah, sudahlah. Aku tak ingin berlama-lama melemah hanya karena hal semacam itu. Aku butuh bukti, agar aku tak lagi menanyakan untuk ke sekian kali tentang hadirmu di sini.
Buktikan!
Agar aku tak enggan memupuk yakinku terhadapmu.
Buktikan!Â
Agar kuatnya serahku pada keadaan bukan sekadar gurauan. Akan tetapi, ada kejelasan yang suatu hari nanti dapat kubanggakan dengan mata berbinar.
Kau bisa, kan, Sayang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H