Jujur saja, ini bukan mauku. Tentunya bukan maumu juga, kan? Kita hanya terjebak. Terjebak dalam manisnya kedamaian hati yang dirangkai sendiri. Jebakan ini teramat dalam, hingga tak tahu lagi jalan keluar. Apalagi, beranjak dari zona nyaman yang telah tersusun begitu rapi.
Aku harus bagaimana?
Rasa nyaman ini tidak salah. Rasa sayang ini pun tak salah. Rasa rindu ini juga tak salah.
Suatu pembelaan diri atau lebih tepatnya celoteh sang pengecut yang tak berani mengaku salah.
Sejatinya, memang kita lah yang salah.
Kita semestinya berani dengan lantang mengakui. Perihal laku kita yang keliru atau kita yang tanpa ragu berperan sebagai benalu yang tak tahu malu. Kita pun terlalu tenang bermain-main dengan rasa, hingga akhirnya terperangkap dalam jebakan asa yang tak nyata.
Kini, aku harus sadar diri. Aku harus tahu posisi. Aku harus rela melepasmu. Meninggalkan yang tak semestinya pantas menjadi tempat singgahku. Mungkin ini saat yang tepat bagiku untuk undur diri. Toh sebelumnya aku hanya orang asing bagimu, bukan? Jadi, pergi darimu, kurasa akan terkesan tanpa beban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H