Nusantaraku ...
Bibir ini tak henti memuji
Atas indahmu yang tak tertandingi
Pesonamu sungguh memikat hati
Kini, imajiku berhamburan
Tatkala diri tersadar
Bahwa pujian itu tak lagi layak kuumbar
Nusantaraku ...
Keelokanmu kian memudar
Terenggut oleh tangan-tangan liar
Insan tamak pemburu material
Kali ini, apa masih pantas kau diagungkan?
Sementara laku jahanam para budak dunia tak dapat dihentikan
Menindasmu dengan brutal
Merampas mahkotamu dengan sangar
Nusantaraku ...
Engkau sungguh malang
Manfaat diserap, menyisakan gelap
Sungguh, duka lara tak berujung
Kala menatap auramu yang muram
Biru langit kerap tak terlihat
Tergerus pekat yang melekat
Mulai sekarang, berterus teranglah!Â
Berbisiklah meski pelan
Bahwa kau sedang tidak baik-baik saja
Bahwa kau butuh teman cerita
Nusantaraku ...
Kemarilah!
Dekap aku jika kaubutuh genggam