Mohon tunggu...
Lateefa Noor
Lateefa Noor Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis amatir yang selalu haus ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tantangan Menjadi Perempuan di Lingkungan Patriarki

13 Agustus 2023   14:40 Diperbarui: 13 Agustus 2023   14:44 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan masa kini pun, aksi perjodohan semacam itu masih berlaku. Lagi dan lagi, anak perempuan harus menuruti kalau tidak ingin dicap sebagai anak durhaka nanti. Ada-ada saja memang drama dalam hidup ini.

Perempuan Menjadi Seorang Istri

Selain susahnya menjadi anak, peran sebagai seorang istri dalam lingkungan keluarga patriarki juga tidak gampang. Bahkan, ada istilah kalau tugas istri itu sekadar berkutat pada area dapur, sumur, dan kasur. Ruang gerak perempuan digambarkan begitu sempit sekali. Seakan-akan, perempuan hanya diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan rumahan saja. Padahal, tidak begitu hakikatnya.

Dalam pernikahan, suami dan istri mempunyai tanggung jawab yang sama besarnya perihal aktivitas di rumah, seperti memasak, menyapu, mencuci baju atau piring, dan mengasuh anak. Akan tetapi, kegiatan gotong royong itu tidak akan ditemukan dalam lingkup keluarga yang masih kental dengan adat patriarki.

Laki-laki yang membantu urusan internal rumah tangga dirasa akan hilang wibawanya. Penganut patriarki berpendapat kalau tugas utama seorang laki-laki hanyalah menjadi pencari nafkah saja. Pemikiran-pemikiran primitif seperti itu sungguh sangat meresahkan.

Bukankah lebih mengasyikkan kalau sepasang suami-istri bisa saling bekerjasama? Saling bahu membahu untuk mewujudkan relasi yang harmonis dengan berbagi peran yang sama besarnya. Misalnya, sang istri memasak, lalu suaminya yang membersihkan rumah. Setelah semuanya beres, dua insan itu bisa langsung menikmati santapan bersama seraya bercerita tentang banyak hal. Indah, bukan?

Namun, tentu saja, ketika berada di lingkungan patriarki, hal menakjubkan itu akan sangat sulit dilakukan.

Perempuan Menjadi Seorang Ibu

Di kalangan patriarki, perempuan dilabeli sebagai manusia yang gagal kalau belum memiliki momongan. Ada saja kata-kata tak sedap yang mampir di telinga ketika tak punya anak. Apa lagi, kalau ia mengambil keputusan untuk childfree, makin nyaring pergunjingannya. Kenyataannya, tanggung jawab menjadi seorang ibu sangat besar dan tentunya tidak semua orang siap dengan titel baru itu.

Tugas seorang ibu, tidak terbatas dari mulai hamil lalu melahirkan saja. Ada banyak peranan lain yang harus diemban, seperti mendidik anak, menyiapkan lingkungan yang tepat, memberikan kasih sayang berlimpah, menciptakan rasa aman dan nyaman, dan masih banyak hal lainnya.

Belum lagi kalau berhadapan dengan para penganut patriarki, persoalan pola asuh anak pun tak jarang dikomentari. Ada saja yang dipermasalahkan saat dalam pengasuhan tidak sesuai dengan yang ditunjukkan oleh lingkungan sekitar. Kalau tidak kuat, mental seorang ibu bisa hancur karena sering disalahkan dan dibanding-bandingkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun