Mohon tunggu...
Nurlatifah AR
Nurlatifah AR Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pemuda dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

12 April 2019   17:25 Diperbarui: 12 April 2019   17:28 10517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SAJA TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI INDONESIA DALAM SDG (SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS)

Kondisi pertama tantangan Indonesia sebagai negara berkembang ialah pelemahan ekonomi dunia, jika diibarakan badai yang sempurna (Prefect Strom), itu disebabkan dari beberapa hal berikut yang datangnya secara bersamaan :

1.Melemahnya kondisi ekonomi dunia dan perdagangan dunia
2.Pelambatan Perubahan Stuktur Ekonomi
3.Menurunya aliran modal yang ada ke negara berkembang
4.Berkembangnya serangan terorisme yang sangat banyak
5.Perubahan Iklim

Indonesia untuk menghadapi kondisi ini  membutuhkan generasi muda yang :

Memiliki rasa percaya diri
Memiliki visi yang luas
Memiliki ambisi
Memiliki kreatifitas
Memiliki penguasaan teknologi dan pengetahuan untuk memakmurkan bangsa Indonesia

Anak muda indonesia ini harus mendorong hal penting agar dapat menghadapi tantangan perubahan pelemahan dunia antaranya yaitu :

1.Menjadi negara yang berperan aktif, dengan konsep Global Village (jadi bagian dunia), bagaimana caranya kita menghilangkan hambatan dalam peradangan global, meningkatkan infrastuktur yang ada dan konektivitas, memperbaiki kelembagaan yang ada di indonesia, memiliki kepemimpinan yang kuat, dengan memiliki kepemimpinan yang baik dan kuat, karena dengan kepemimpinan Indonesia yang kuat dan baik, tidak hanya baik bagi indonesia namun juga untuk Asean, Dunia sangat membutuhkan indonesia yang memiliki kepemimpinan yang kuat dan baik.

2.Jangan pernah lupakan yang tertinggal, indonesia 10 tahun kebelakang (2003-2014)memiliki tingkat ketimpangan naik yang tajam dari 30 atau 0,3 naik jadi 41, ketimpangan yang sangat tinggi ini akan melemahkan potensi negara untuk tumbuh dan maju dalam jangka yang panjang, ketimpangan di Indonesia ini banyak di tentukan hal-hal diluar kendali orang-orang yang lemah. ketimpangan di Indonesia ini disebakan oleh empat factor, yaitu:
Provinsi dimana anak itu dilahirkan
Bayi yang lahir di kota atau di desa
Bayi yang lahir dari kepala keluarga yang perempuan (Single Parent)
Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh Orang tuanya

3.Peningkatan pada pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan indonesia rendah, peningkatan kesehatan dimulai dari sejak bayi didalam kandungan, waktu krusial pertama yang perlu diperhatikan yaitu pada saat usia kandungan sampai  dengan 2 tahun, karena pada usia 0 sampai dengan 24 bulan itu merupakan masa pertumbuhan otak, meskipun saat duduk di bangku SMA dan perguruan tinggi diberikan ilmu dan les yang berjubel, namun karena kondisi otaknya yang tidak memungkinan maka dari itu tetap tidak dapat berkembang dengan baik, Perbelanjaan pelayanan kesehatan   di Indonesia ini termasuk 5 Negara yang terendah didunia.

4.Pendidikan, sekolah didesa yang lebih kecil mempunyai peluang mendapatkan guru dengan kualitas yang baik, adalah termasuk tingkat kehadiran guru. Disparitas kualitas pendidikan yang ada di Indonesia dapat dilihat dari hasil penelitian Bank Dunia, bahwa siswa yang ada di jawa akan lebih cepat membaca 25 huruf dari pada siswa yang ada di Papua, NTT dan Maluku. Secara Global, berdasarkan test Programme for International Student Assessment (PISA) untuk pelajaran matematika, sains dan pemahaman membaca  indonesia berada di urutan 64 dari 65 negara, dan anggaran pendidikan yang sudah di naikkan 20% dari APBN masalahnya "how to use That Money" bagaimana cara meningkatkan kualitas dari hasil pendidikan melalui proses pendidikan yang baik.

Kebijakan penghapuskan UN, tidak ada lagi instrumen mengukur tingkat kemampuan matematika, sains maupun pemahaman membaca yang mungkin akan membuat negara kita semakin menurun di urutan nomor buntut. Penghapusan tanpa solusi, menurut saya, ini seharusnya, jika UN di tidak adakan maka harus perlu adanya tes dalam mengukur passing grade sesuai standar dunia, program literasi saat ini seperti hanya memiliki kewajiban membaca ramai-ramai sebelum belajar tanpa adanya evaluasi terhadap literasi tersebut, didalam penilaian literasi, terdapat  penilaian literasi di keluarga membaca cepat, mengetahui isi paragraf yang telah di baca dan mengetahui pokok inti dari isi paragraf yang ada dan diakhiri dengan kemampuan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun