Â
Selamat malam semuanya. Perkenalkan, namaku Mimi-chan. Aku adalah boneka stress-realese. Maaf karena muncul dalam keadaan seperti ini. Jika kau penasaran mengapa mataku copot dan gumpalan foam keluar dari leherku, maka izinkan aku menjelaskan. Kemarin Ella melalui hari yang berat di sekolah. Orang yang disukainya baru saja menerima pernyataan cinta dari orang lain. Karena kesal, Ella mencekikku hingga leherku robek. Apa? Kau bertanya apakah ini sakit? Oh ya, tentu. Ini sakit. Siapa yang tidak kesakitan jika dicekik? Tapi aku adalah boneka stress-realese, jadi sudah menjadi tugasku untuk menerima emosi negatif majikanku. Terimakasih karena memberikanku kesempatan untuk menjadi story-teller-mu kali ini. Berhubung aku ini boneka, maka cerita yang akan kubagikan padamu adalah cerita tentang boneka. Nadeshiko, si boneka terkutuk.
Baiklah, berhubung malam sudah mulai larut, sebelum kau tertidur lebih baik kita mulai saja ceritanya sekarang. Jaman dahulu kala, ketika Jepang mengalami masa peralihan, hiduplah seorang perempuan tua bernama Onna-san. Onna-san adalah pembuat boneka karakuri*, ia hidup sebatang kara di pondok kecil di tepi desa terpencil. Meski dikenal sangat pintar dan sering diminta petinggi untuk membuat boneka mekanik, Onna-san tidak begitu disukai banyak orang. Tetangga dan orang-orang disekitar Onna-san menganggap wanita itu gila dan kejam. Onna-san dikenal suka menyiksa binatang. Salah satu penduduk desa pernah melihatnya membakar anak kucing hidup-hidup dan mencungkil mata ikan koi yang ada di kolam depan rumahnya. Karena takut, akhirnya tak ada satu pun penduduk desa yang berani berurusan dengan Onna-san. Hingga pada suatu hari, sesuatu yang buruk terjadi pada wanita tua itu.
"Apa kauyakin?" tanya kepala desa pada Ichijou yang masih terengah-engah setelah lari sekuat tenaga. "Ya, saya dan Mamiya memastikannya sendiri, hari ini adalah jadwal kami mengirim bahan makanan ke pondoknya," jelas Ichijou dengan wajah sepucat kertas, mendengar ini kepala desa menarik nafas berat. Laporan yang baru saja disampaikan Ichijou jelas harus segera ia tangani dan teruskan ke pihak pemerintah karena kaisar tidak akan begitu senang jika tahu salah satu ahli Karakurinya diduga meninggal karena bunuh diri.
"Siapa yang mengurus mayat Onna-san?" tanya kepala desa, Ichijou dan Mamiya kawannya saling berpandangan. "Maaf tuan, belum ada warga yang berani mengurus mayatnya tapi kami berniat untuk meminta Kouban di pusat kota untuk datang ke sini," jawab Mamiya. "Haah... bagaimana kalian ini? Paling tidak kita harus membaringkan jasadnya di tempat yang layak," "ettoo, tapi tuan... tidak ada yang berani menyentuh mayatnya..." timpal Ichijou ragu-ragu. Kepala desa mengerutkan dahinya, lalu iya mengusap jenggotnya setelah mendengar penjelasan dua pekerjanya ini. Mereka tidak berani menyentuh mayat Onna-san karena takut terkena kutukan. Oh baiklah, desah kepala desa di dalam hati, aku harus turun tangan mengurus ini... Sebelum mengutus salah satu pekerjanya untuk mengirim berita ke kaisar, kepala desa meminta Ichijou dan Mamiya ikut dengannya untuk memeriksa langsung pondok Onna-san, dan benar saja, di dalam pondok, tepat di ruang kerjanya, mayat Onna-san ditemukan dalam keadaan yang mengerikan. Kedua bola mata Onna-san tidak ada pada tempatnya.
Ya, sepertinya Onna -san sempat mencungkil bola matanya sendiri, lidahnya terjulur keluar dengan posisi mulut menganga. Tak jauh dari mayatnya terdapat Zashiki karakuri  berukuran besar dengan mata yang terbuat dari mata Onna-san!  Menyadari apa yang tengah dilihatnya, kepala desa terkesiap ketakutan. Wajar saja bila tak ada yang berani menyentuh mayat ini, gumam kepala desa pada dirinya sendiri. Setelah berhasil mengatasi kekagetannya, kepala desa segera meminta kedua pekerjanya untuk membantunya mengangkat mayat Onna-san. Namun, belum juga mereka menyentuh mayat itu, tiba-tiba... "Kkkkkkekkkkkrrhkk...." Onna-san kembali bergerak. Ia mendadak bangun dari posisi tidur telungkupnya dan langsung mencakar-cakar udara, menggapai-gapai lantai dan akhirnya meraih katana berlumur darah yang tadi tergeletak tak jauh dari tempatnya tergeletak. Ichijou, Mamiya, dan kepala desa memekik kaget. Mereka berlari panik menuju pintu, tetapi ternyata pintu terkunci.
Di tengah kepanikan 3 orang itu, suara "kletek... kletek..." terdengar samar. Zashiki Karakuri seukuran 100 cm itu bergerak, perlahan geligi boneka automata itu berputar, kepala Zashiki karakuri menoleh lalu ketika matanya mengunci keberadaan 3 orang lelaki, secepat kilat Onna-san berlari ke arah mereka dan ZRAAASH!! "kikikikikikiki...." Onna-san terbahak lalu berjalan pelan menuju Zashiki Karakuri yang diciptakan untuk jadi anaknya, Nadeshiko.
***
Akhirnya cerita tentang Onna-san dan Zashiki karakurinya tersebar ke seluruh wilayah pulau Shikoku dan konon katanya, mayat Onna-san yang hingga kini belum ditemukan, hidup kembali dan bersembunyi di kuil tengah hutan bersama si karakuri. Di malam hari, jika kau mendengar suara "kikikiki" diikuti dengan bunyi keletak geligi dari arah hutan, maka bersembunyilah! Atau lari karena kalau tidak, Onna-san akan menangkapmu dan memakai beberapa organ tubuhmu untuk menggantikan bagian tubuh anaknya yang membusuk. Mungkin ini terdengar seperti legenda konyol, tapi percayalah! Legenda konyol tidak akan datang dan bertahan dari abad ke abad tanpa alasan. Mau bukti? Sekarang coba berdirilah, lalu tengok ke belakang. Sapa ia yang dari tadi memperhatikanmu... kikikiki
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H