Mohon tunggu...
Nurlailiya Nahdi
Nurlailiya Nahdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Si keperawatan

Hobi berenang dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika liku kehidupan

2 Februari 2025   21:02 Diperbarui: 2 Februari 2025   21:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mulut tak sanggup lagi untuk berbicara, disanalah hati yang berucap sambil mengeluarkan setetes air mata. Hidupku yang awalnya bahagia, karena kehadiran seorang ibu.. Kini ibu pergi untuk selamanya dalam kehidupanku. Kebahagiaanku pun lenyap. Hidupku bagai tanah yang tak bertuan..

"Bangun! Bangun! Bangun!"

Suara itu membuat gendang telingaku pecah, aku terus menutup telingaku dengan bantal. Tetapi teriakan itu semakin dekat, membuat gendang telingaku makin pecah. Cahaya mentari pun mulai masuk ke jendela kamarku. Aku membuka perlahan-lahan mataku. Ternyata di depanku ada seorang wanita cantik, dialah ibu..yaa walaupun suara itu sdh tidak terdengar lagi ditelingakuSuka duka kehidupan sudah kulalui, banyak cobaan yang telah kuhadapi.meninggalkan kita semua untuk selama-lamanya. Jadi kamu harus ikhlaskan kepergiaan ibumu ya nak" tegas ayah

"Nggak. Ibu gak mungkin ninggalin aku. Ibu sangat sayang padaku" cetusku sambil menggoyangkan tubuh ibu dan berkata "Iya kan bu"

Ayah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai memelukku.

"Sudahlah nak, ikhlaskan saja kepergiaan ibumu" Ujar ayah

"Ayah jahat. Ayah udah nggak sayang lagi sama ibu. Apa ayah gak kasian liat ibu yang selama ini selalu hadir menemani kita saat suka maupun duka. Tapi kenapa ayah tega bilang ibu sudah meninggal" ucapku dengan nada agak meninggi.

Segerombolan orangpun mulai mengangkat keranda dan memasukkan tubuh ibu ke dalamnya. Tapi aku mencegahnya. "Hei, apa yang kalian lakukan pada ibuku" ucapku.

Ayah menggendongku dan menggurungku di dalam kamar sendirian. Aku merasa kesepian di tempat ini. Tempat ini amat sunyi. Aku berusaha untuk keluar dari kamar itu, tetapi hasilnya nihil. Ayah mengunci pintu dan jendela. Aku sangat kesulitan untuk keluar dan akhirnya aku memutuskan untuk melempar kaca jendela itu dengan vas bunga yang ada di kamar kaca jendela pun pecah dan aku pun keluar dari jendela.tetap kujalani kehidupan ini terus menerus walaupun tidak ada seorang ibu disampingku walaupun terkadang rindu yang secara tiba tiba Dateng ke ibu love you mam

Nurlailiya Nahdy (1130024019)

Kelompok 10 oksifil 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun