Mohon tunggu...
Nur Laili Hawa
Nur Laili Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hi selalu semangat dimanapun kalian berada wahai generasi Indonesia maju!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Edukasi Gender dan Seksualitas bagi Anak Usia Dini

2 November 2022   20:28 Diperbarui: 2 November 2022   20:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan gender?

Peran orang tua dalam perkembangan gender anak yakni memberi pemahaman anak mengenai perannya sesuai jenis kelamin. Pengenalan gender pada anak bisa dilakukan dengan mengenalkan perbedaan jenis kelamin, belajar serta mengenalkan bagaimana penggunaan toilet dan cara membuang hajat pada perempuan dan laki-laki, mengajarkan perbedaan cara berpakaian perempuan dan laki-laki. 

Selain itu pengenalan gender pada anak juga dapat dilakukan dengan bentuk permainan, contohnya seperti anak perempuan menggendong boneka seola olah boneka tersebut adalah anaknya.

Itu merupakan penanaman peran kepada anak bahwasannya kelak seorang wanita akan menjadi sosok seorang ibu yang akan menimang anaknya, selain itu juga dapat dengan menyanyikan lagu "Ku Jaga Diriku", bisa juga dengan bermain rumah-rumahan dengan anak perempuan menjadi ibu dan anak laki-laki menjadi ayah. 

Permainan ini bisa mengajarkan anak mengenai peran dan tanggung jawab seorang perempuan dan laki-laki. 

Selain mengenalkan gender pada anak orang tua dan peserta didik juga perlu mengenalkan pada anak apa itu seksualitas. Tidak jarang dari kita mendengar kata seksualitas, lalu apa sih yang dimaksud dengan seksualitas itu?

Seksualitas merupakan bentuk perilaku yang didasari oleh faktor fisiologis. Lalu apa pentingnya bagi para orang tua untuk mengenalkan seksualitas pada anak? mengenalkan seksualitas pada anak memiliki tujuan menurut UNESCO (2009) diantaranya yakni:

  • Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang seks, sifat, dan hukum pelecehan serta sikap yang harus dilakukan
  • Mengeksplorasi dan mengklarifikasi perasaan, nilai, dan sikap untuk menumbuhkan kesadaran perasaan bangga atas tubuh dan harga diri
  • Memperkuat dan mengembangkan kemampuan untuk mengatakan "tidak" dan melakukan perlawanan
  • Mendukung atau mempromosikan untuk menjauhi hal yang beresiko bagi anak

Seperti banyak kasus pelecehan seksual yang terjadi pada anak sangatlah miris di Indonesia. Upaya bagi para orang tua dan peserta didik agar anak-anak kita tidak mengalami hal yang serupa yakni dengan mengedukasi anak mengenai seksualitas sejak dini. Pengenalan seksualitas kepada anak dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya meliputi:

  • Satu, pada dasarnya orang tua sudah memberikan pemahaman seksual sejak anak lahir melalui sentuhan dengan penuh kasih sayang. Seiring dengan bertambahnya usia anak akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan pola asuhnya. Saat anak menerima lingkungan yang penuh kasih dan sayang maka anak tidak akan mencari kasih sayang yang lebih saat di luar rumahnya.
  • Dua, memberikan pemahaman mengenai fungsi dan anatomi tubuh perempuan dan laki-laki. Contohnya memberikan wawasan bahwa perempuan memiliki vagina dan laki-laki memiliki penis dengan disertai penjelasan fungsinya.
  • Tiga, memberikan pemahaman pentingnya menjaga organ vital yang mereka miliki. Mengarahkan cara cebok yang benar, memberi wawasan bahwa organ tersebut tidak boleh disentuh atau pun diperlihatkan kepada sembarangan orang tanpa kepentingan medis.
  • Empat, jika anak bertanya mengenai anak dilahirkan melalui apa, maka orang tua dapat menjelaskan dengan jujur mengenai fungsi vagina dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami anak.
  • Lima, mengenalkan nilai norma dan agama guna membentuk kepribadian anak untuk menghadapi kehidupan bermasyarakat.

Orang tua merupakan sumber ilmu yang pertama bagi anak sebelum anak menginjakkan kakinya di sekolah. Segala bentuk informasi akan diterima anak melalui orang tua maka dari itu jangan meremehkan polah asuh dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak serta mengembangkan segala aspek tumbuh kembang anak. Semua dilakukan guna mencetak generasi bangsa yang lebih baik dan maju di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun