Setelah puas dengan doanya, Bilal bangun dari tempat tidurnya. Ia langkahkan kakinya menuju lapangan ujung barak, tempat ia dan pasukannya akan berkumpul untuk bersujud pada Tuhan mereka dan memulai serangan pagi ini. Dadanya dipenuhi dengan keberanian karena mimpinya pagi ini.
Ya, mimpi bersama orang yang ia rindukan muncul tepat sebelum mereka berangkat untuk merebut kembali tanah mereka. Tanah tempat Istana megah Nabi Sulaiman pernah beridiri, tanah dimana nabi Ibrahim berhijrah, tanah yang juga menjadi tujuan Rasulnya, Muhammad SAW diperjalankan oleh Tuhannya. Tanah suci yang menjadi rumahnya dan hendak ia rebut kembali.
Cerita Sebelumnya
Uqail
Summayyah
***
Nama tokoh terinspirasi dari sosok Bilal Bin Rabbah, mantan budak kulit hitam yang menjadi muadzin kesayangan Rasulullah. Bilal adalah muadzin melakukan panggilan sholat untuk penduduk Madinah tiap kali Rasulullah SAW hendak mengimami mereka sholat. Namun sejak wafatnya Rasulullah, ia Radiallahu anhu, tak mampu lagi mengumandangkan adzan. Hingga akhir hayat. Ini karena tangisnya selalu pecah tiap kali ia menyebut "Ashadu anna Muhammadarasulullah..." lalu ia akan larut dalam kesedihan hingga tak sanggup menghentikan tangisnya.
Kalau lah ada umat Rasulullah yang paling mampu menggambarkan kesedihan dan kerinduannya pada Rasulullah, maka Bilal bin Rabbah ra. lah orangnya...