Mohon tunggu...
Nurlaila Utari
Nurlaila Utari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwi

Mahasiswi aktif Ilmu Komunikasi - Universitas Islam 45 Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perkembangan Komunikasi Anak-anak pada Permainan Lato-Lato

25 Januari 2023   21:25 Diperbarui: 26 Januari 2023   10:39 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 1960 terdapat permainan yang sangat terkenal di Amerika Serikat yang bernama clackers. Kepopuleran  clackers ini menyebabkan ratusan pembuat mainan berhasil menjual jutaan  clackers ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat permainan ini awalnya merupakan permainan edukasi karena dapat menerapkan hukum Newton didalamnya. Dengan adanya gerakan yang berlawanan dari dua buah benda secara terus-menerus dapat menimbulkan reaksi yang sama.

Saking populernya permainan ini, pada awal tahun 1970 clackers dapat menjangkau penduduk di Calcinatello, provinsi Brescia, Italia. Kepopuleran clackers di Calcinatello ini membuat para pecinta clackers mengadakan sebuah perlombaan clackers seluruh negara seperti Belanda, Prancis, Belgia, Swiss, dan Inggris.

Sekitar tahun 1990-an permainan clackers ini populer di Indonesia. Sebutan permainan ini di Makassar bernama 'katto-katto' sedangkan, sebutan permainan ini di Pulau Jawa disebut 'tek-tek'.  Dan saat ini, permainan ini lebih populer dengan sebutan lato-lato.

Lato-lato merupakan permainan yang terbuat dari sepasang bola padat dari plastik yang masing-masing bolanya memiliki diameter sekitar lima centimeter atau dua inchi dan dua bola tersebut tersambung pada sebuah tali yang kuat.

Cara memainkannya pun cukup mudah, pertama kita harus memegang bagian tengah tali yang berbentuk seperti cicin dengan memasangnya di salah satu jari untuk menyeimbangkan kedua bola tersebut. Kemudian kedua bola tersebut saling dipantulkan dengan menggoyangkan jari kita ke atas dan ke bawah, sampai kedua bola tersebut saling berbenturan sehingga menimbulkan suara keras bertubi-tubi.

Tips dalam permainan lato-lato ini terdapat pada gerakan tangan yang seimbang agar memastikan tali tetap lurus, sehingga bola dapat berbenturan dengan gerakan yang teratur saat diayunkan ke atas dan ke bawah. Tujuannya agar dapat menghasilkan dan dapat mempertahankan bunyi dengan lama.

Permainan lato-lato yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1990-an kini permainan ini populer kembali. Permainan tradisional ini seakan menjadi fenomena sosial baru karena permainan ini berhasil menarik perhatian banyak orang terutama anak-anak.

Ramainya penggunaan lato-lato ini tidak pandang umur mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa tertarik untuk memainkan permainan ini. Bahkan beberapa tokoh publik juga mencoba mangasah kemampuannya dalam memainkan lato-lato ini, seperti Presiden Joko Widodo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Atta Halilintar, dan tokoh publik lainnya.

Dalam kepopuleranya, permainan lato-lato ini membawa dampak positif tumbuh kembang anak-anak pada zaman digital sekarang ini dan dapat meningkatkan vitalitas sosial pada anak-anak. Permainan lato-lato ini dinilai dapat menjadi perekat hubungan sosial bagi anak-anak yang lahir dan besar di zaman digital saat ini.

Yang pertama, Di Zaman sekarang banyak anak-anak yang kecanduan bermain gawai hingga tak mau lepas dari gawainya. Permainan lato-lato ini menjadi momentun terbaik bagi orang tua untuk sedikit melepaskan anak dari ketergantungan bermain gawai. Dengan ini, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif ketika terlalu lama bermain gawai. Permainan lato-lato memberikan peran positif sebagai pengalihan anak-anak dari gawainya.

Yang kedua, Permainan lato-lato ini dapat membangun hubungan sosial yang menyenangkan dengan teman-temannya atau dengan orang tuanya. Permainan ini dapat membentuk komunikasi dan interaksi untuk membangun hubungan sosial yang menyenangkan. Selain itu juga lato-lato dapat membangkitkan kebersamaan dimana permainan ini menciptakan ruang kebersamaan. Hubungan sosial ini tercipta dari anak-anak yang saling mengajarkan satu sama lain cara bermain lato-lato yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun