Pesantren waria yang  tepatnya berada di di Jl. Pondongan, Sayangan, Jagalan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat pesantren yang unik bahkan jarang ditemui, yaitu pesantren Waria Al-Fatah.
Pesantren waria ini mungkin masih banyak yang belum mengetahui  tentang tempat ini. Dimana pesantren waria ini adalah sebuah pesantren yang santrinya seorang waria. Berbicara tentang cara mereka menjadi seorang waria ini bukanlah berawal dari sebuah pilihan namun ini sudah menjadi takdir mereka, walaupun mereka mengetahui bahwa memang kenyataanya nerakalah yang menanti mereka. Tapi mereka dengan keyakinan penuh menjalani kehidupannya sebagai seorang waria. Bahkan untuk beribadah sholat  bagi mereka tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan kewajiban sebagai muslim .
Pesantren yang didirikan pada tahun 2008 ini awalnya hanya dihuni oleh beberapa orang waria saja. Namun, seiring berjalannya waktu waria selalu bertambah hingga kini mencapai 62 orang. Para santri ini pun tak hanya berasal dari Yogyakarta saja, tetapi juga dari beberapa wilayah di Indonesia.
"Anggota Pesantren ini kini sudah 62 orang yang berasal dari beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Jambi, Jakarta, Makassar, Lombok, Kalimantan, tapi ya kebanyakan berasal dari Yogyakarta," jelasnya(15/12/2022).
Shinta Ratri, Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah mengaku, ia mendirikan Pesantren ini karena ingin memberikan tempat nyaman kepada para waria untuk beribadah.
"Saya hanya ingin memberikan ruang aman dan nyaman bagi waria yang ingin beribadah. Karena jika beribadah di tempat umum mereka sering mendapatkan diskriminasi," tuturnya(15/12/2022).
Kenyang akan sikap penolakan warga
Menurutnya, tidak ada perbedaan antara Pesantren Al Fatah dan pesantren lain pada umumnya. Dimana para santrinya belajar mengenai Agama Islam. Baginya, waria juga makhluk Tuhan yang berhak diperlakukan sama seperti warga lainnya, termasuk dalam hal beragama.
Shinta mengatakan sudah kenyang dengan hujatan dari masyarakat. Ia dicibir, dirudung, hingga sering mendapatkan perlakukan diskriminatif dari orang-orang sekitarnya.
Hanya saja, sebelum disediakan lembaga pesantren ini, para waria kesusahan mencari tempat jika hendak beribadah, karena tidak semua orang bisa menerima mereka. Jadi, Al Fatah ini mengakomodasi teman-teman yang ingin dekat dengan Tuhan.
Namun, para waria terkadang merasa tidak nyaman dan seringkali mendapat penolakan dari warga. Meski tak selalu berupa kata-kata yang terucap pedas, namun juga berupa tindakan.
"Kami hanya ingin bertemu Tuhan, tapi tetap saja ada yang menghujat dan menidakpantaskan kami untuk itu. Kalaupun mereka memastikan kami masuk neraka, kami terima saja. Kami percaya bahwa Tuhan bukan hanya menciptakan perempuan dan laki-laki saja, tapi ada Waria dan itu nyata", kata Shinta(15/12/2022).
Bahkan, pesantren Waria Al-Fatah ini sempat ditutup karena dianggap tidak berizin dan bertentangan dengan nilai Islam. Namun, banyaknya dukungan dari berbagai pihak yang menaruh simpati, pesantren ini kembali beraktivitas.
Dunia memang belum ramah bagi waria, bahkan dalam soal-soal terkait ibadah. Padahal, seperti juga umat beragama pada umumnya, Shinta dan teman-teman lainnya ingin belajar memperdalam pemahaman mengenai agama yang dianutnya.
Berada dalam pengajian umum, dan beribadah di tengah jamaah yang belum memahami waria seutuhnya, tidak pernah menjadi  hal yang mudah untuk beribadah.
Tanggapan mahasiswa tentang pesantren waria
Bahkan pesantren waria ini sering menjadi bahan topic untuk mahasiswa dalam tugas penelitian mereka, salah satu narasumber kami yaitu mahasiswi UIN Sunan Kalijaga mengatakan bahawa rata -- rata mereka mengambil topic ini karena unik dan menarik untuk mengetahui lebih dalam tentang mereka.  Masih sedikit melakukan penelitian ini. Terkesan sedikit aneh  dan mearik untuk mencari tahu tentang pondok pesantren waria dan bermanfaat bagi mereka yang waria untuk menuntut ilmu agama dan bahkan diberikan kesempatan untuk mempelajari ilmu lifeskill seperti  pelatihan masak, koperasi
" saya mengetahui pesantren ini sama dengan pesantren lainnya hanya saja pesantren ini hanya waria dan memiliki komunitas untuk saling belajar ilmu agama. Dan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh komunitas waria yang beragama islma selalu melalukan pengajian disetiap akhir pekan dan dipimpin oleh ibu shinta selaku Pembina pondok pesantren waria al- fatah tersebut." Ujar Afifah(01/01/2023).
