Mohon tunggu...
Nurlaila Safira
Nurlaila Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca, Mendengarkan Musik, Berolahraga ( basket dan Badminton )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Lebih Jauh tentang Pesantren Waria

13 Januari 2023   11:37 Diperbarui: 13 Januari 2023   11:50 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesantren waria yang  tepatnya berada di di Jl. Pondongan, Sayangan, Jagalan, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat pesantren yang unik bahkan jarang ditemui, yaitu pesantren Waria Al-Fatah.

Pesantren waria ini mungkin masih banyak yang belum mengetahui  tentang tempat ini. Dimana pesantren waria ini adalah sebuah pesantren yang santrinya seorang waria. Berbicara tentang cara mereka menjadi seorang waria ini bukanlah berawal dari sebuah pilihan namun ini sudah menjadi takdir mereka, walaupun mereka mengetahui bahwa memang kenyataanya nerakalah yang menanti mereka. Tapi mereka dengan keyakinan penuh menjalani kehidupannya sebagai seorang waria. Bahkan untuk beribadah sholat  bagi mereka tidak ada alasan untuk tidak mengerjakan kewajiban sebagai muslim .

Pesantren yang didirikan pada tahun 2008 ini awalnya hanya dihuni oleh beberapa orang waria saja. Namun, seiring berjalannya waktu waria selalu bertambah hingga kini mencapai 62 orang. Para santri ini pun tak hanya berasal dari Yogyakarta saja, tetapi juga dari beberapa wilayah di Indonesia.

"Anggota Pesantren ini kini sudah 62 orang yang berasal dari beberapa daerah, seperti Sumatera Utara, Jambi, Jakarta, Makassar, Lombok, Kalimantan, tapi ya kebanyakan berasal dari Yogyakarta," jelasnya(15/12/2022).

Shinta Ratri, Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah mengaku, ia mendirikan Pesantren ini karena ingin memberikan tempat nyaman kepada para waria untuk beribadah.

"Saya hanya ingin memberikan ruang aman dan nyaman bagi waria yang ingin beribadah. Karena jika beribadah di tempat umum mereka sering mendapatkan diskriminasi," tuturnya(15/12/2022).

Kenyang akan sikap penolakan warga

Menurutnya, tidak ada perbedaan antara Pesantren Al Fatah dan pesantren lain pada umumnya. Dimana para santrinya belajar mengenai Agama Islam. Baginya, waria juga makhluk Tuhan yang berhak diperlakukan sama seperti warga lainnya, termasuk dalam hal beragama.

Shinta mengatakan sudah kenyang dengan hujatan dari masyarakat. Ia dicibir, dirudung, hingga sering mendapatkan perlakukan diskriminatif dari orang-orang sekitarnya.

Hanya saja, sebelum disediakan lembaga pesantren ini, para waria kesusahan mencari tempat jika hendak beribadah, karena tidak semua orang bisa menerima mereka. Jadi, Al Fatah ini mengakomodasi teman-teman yang ingin dekat dengan Tuhan.

Namun, para waria terkadang merasa tidak nyaman dan seringkali mendapat penolakan dari warga. Meski tak selalu berupa kata-kata yang terucap pedas, namun juga berupa tindakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun