"Eh tapi Ndi, kalo diliat-liat kok siswi yang ngelawan preman itu mirip kamu ya?" Tanya Sekar.
"Hmm ... iya itu memang aku." Jawab Kandi dengan nada pelan.
Sekar yang mendengar jawaban Kandi refleks berteriak.
"Apa itu beneran kamu Ndi?" Teriak Sekar.
Karena teriakan Sekar teman-teman yang lain pun segera menghampiri Kandi dan menanyakan cerita lengkapnya. Setelah menceritakan secara singkat, kabar Kandi mengalahkan preman itu tersebar ke seluruh sekolah, bahkan sampai ramai di media sosial. Hal ini karena video hasil cctv Kandi melawan preman itu banyak disebar ke berbagai media sosial yang membuatnya trending dan viral. Respon netizen begitu positif dan menyebut Kandi seperti Sri Asih pahlawan wanita yang menumpas kejahatan. Kandi yang melihat bahwa dirinya disebut-sebut sebagai Sri Asih pun mengomentari bahwa dia bukan Sri Asih tapi Sri Kandi.
Karena viralnya Kandi, pihak sekolah memanggil Kandi dan menanyakan kebenaran peristiwa itu. Kandi pun menceritakan semua secara lengkap sampai dia menyampaikan bahwa dia tidak bisa mengikuti kompetisi memanah bulan depan karena peralatan memanahnya rusak. Pihak sekolah yang mengetahui bahwa panah Kandi rusak saat melawan para preman. Memberikan Kandi satu set peralatan memanah kepada Kandi, mereka juga memberikan penghargaan kepada Kandi, mereka bangga Kandi menolong orang lain dan berani melawan para preman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H