Luqman pun meninggalkan warung kopi dengan langkah yang lebih ringan, hatinya terasa lebih lapang. Ia menyadari bahwa hidup bukanlah tentang cepat atau lambat, tetapi tentang bagaimana kita menikmati setiap detik yang ada. Seperti kopi, hidup membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan yang terpenting, rasa syukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!