Perkembangan koperasi di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1896 yang diperkenalkan oleh Pamong Praja Patih di Purwokerto yang bernama R. Aria Wiria Atmaja. Sampai detik ini, keberlanjutan koperasi masih terasa dan menjadi penggerak perekonomian di Indonesia, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) BATU yang memiliki kepanjangan dari Bebarengan Anggayuh Tentreme Urip yang memiliki arti bersama-sama meraih kedamaian hidup . KUD BATU telah berdiri sejak tahun 1976 dengan modal Rp. 100.000,00 di awal pendiriannya yang dapat bertahan hingga sekarang. KUD BATU bergerak untuk meningkatkan taraf hidup dengan beranggotakan peternak lokal sekitar melalui pemberdayaan ekonomi. Lokasi KUD BATU tersebut terletak di Jalan Diponegoro No. 8 Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu, Jawa Timur yang merupakan lembaga penanganan susu dan bagian dari PT. Nestle Indonesia yang diresmikan pada tanggal 26 April 1978.Â
Koperasi Unit Desa (KUD) BATU merupakan lembaga penanganan susu terbesar di Kota Batu. Selain berfokus terhadap unit pengolahan susu, KUD BATU memiliki unit sapi perah, unit pakan ternak, unit waserda, unit simpan pinjam, unit kios Pemasaran susu, unit lebah madu dan unit resto. KUD Batu juga memiliki unit kegiatan sosial yang membantu anggota yang mendapat musibah serta untuk pengembangan susu pasteurisasi dan yogurt merk Nandhi Murni yang disebut  Dana Setia Kawan (DSK).Â
KUD Batu mendistribusikan produknya ke beberapa outlet di wilayah Malang dan Surabaya sekitarnya. Outlet yang dikelola KUD sendiri terdapat empat outlet yang terdiri dari Rumah Susu Diponegoro, Rumah Susu Ganesha, Rumah Susu Waserda, dan Rumah Susu Sudiro. Produk olahan KUD BATU juga didistribusikan ke Wisata Edukasi Susu Batu (WESB). Produk olahan KUD BATU ini berbagai macam, mulai dari yoghurt, keju, ice cream, pudding, dan yang terbaru adalah kue bolu, sedangkan untuk produk utama dari KUD Batu ialah Susu Nandhi Murni.Â
47 tahun Koperasi Unit Desa BATU adalah prestasi yang luar biasa, tetapi tantangan di depan menuntut kesiapan untuk beradaptasi. Pasalnya, sampai saat ini KUD masih menerapkan strategi konvensional dalam mengontrol dan mengawasi pegawainya dan masih terdapat kelemahan dalam melaksanakan Sistem Pengendalian Manajemen (SPM).
Pengaplikasian Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Alhundri (2015) dan Sari dkk (2018) sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem penerapan strategi yang digunakan untuk memotivasi anggota organisasi dalam mencapai tujuan bersama. Sistem pengendalian manajemen ini berfungsi sebagai alat untuk mengatur strategi organisasi, baik tujuan organisasi yang ingin dicapai melalui pendekatan struktur organisasi, manajemen sumber daya dan budaya.Â
Penerapan SPM di KUD BATU masih tergolong terbatas. Dalam ruang lingkup peningkatan skill, karyawan KUD akan diikutkan pelatihan dalam satu tahun sekali dan memperoleh perjalanan di luar jam kerja. Selain itu, adanya apresiasi karyawan sebagai upaya meningkatkan motivasi dalam kinerjanya dengan memberikan reward berupa rekreasi wisata dan studi banding dengan koperasi lainnya di wilayah Indonesia, seperti di wilayah Bali, Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Bagi karyawan yang kurang kompeten, akan diberikan SP 1- SP 3. Jika lebih dari itu, akan di skorsing dan dipecat apabila tidak ada perubahan. Namun, disisi lain KUD BATU masih menerapkan sistem konvensional. Pasalnya, dalam segi monitoring karyawan, sistem kehadiran karyawan KUD BATU masih manual melalui tanda tangan di satpam. Diikuti juga dengan tidak adanya pengisian daftar tamu bagi pengunjung, dan satpam tidak selalu stand by di pos satpam. Dalam segi teknologi, KUD BATU belum melaksanakan komputerisasi untuk pencatatan dan keuangannya dan pemasaran produk KUD BATU belum memiliki lapak e-commerce yang dapat menjangkau distributor ke berbagai wilayah hanya terbatas di outlet yang tersedia.Â
Potensi Inovasi dan TeknologiÂ
Dalam menghadapi tantangan di era globalisasi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Koperasi tidak dapat mengabaikan potensi teknologi dan internet yang semakin luas. Teknologi dapat diintegrasikan ke dalam struktur manajemen dan pengoperasian koperasi agar semakin efektif dan efisien. Sebagai contoh, untuk mengatasi permasalahan monitoring karyawan dapat dilakukannya presensi melalui fingerprint baik presensi datang maupun pulang, sedangkan penggunaan scan barcode yang dapat menunjukkan identitas nama pengunjung juga dapat diterapkan. Selain itu, di setiap ruangan terutama pos satpam bisa diberi monitoring CCTV untuk memantau karyawan selama bekerja.
Revitalisasi sistem manajemen bukan hanya sebatas transformasi internal, melainkan juga mencakup peluang yang ada di era digital. Adanya internet memberikan peluang bagi koperasi untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkuat koneksi dengan anggota dan mitra . Upaya yang dapat dilakukan koperasi tersebut dapat melakukan pembuatan situs website sebagai wadah berkomunikasi dan promosi dengan customer dan mitra. Selain itu, penggunaan e-commerce juga bisa digunakan. Berdasarkan data Bps, jumlah usaha e-commerce di Indonesia dalam rentang tahun 2022 tumbuh sebesar 4,46% dan 9 dari 10 usaha e-commerce menggunakan pesan instan sebagai media penjualan, promosi dan pembelian. Fenomena tersebut bisa diaplikasikan oleh KUD BATU sebagai langkah peningkatan pemasaran. Revitalisasi dalam Sistem Pengendalian Manajemen yang baik di era modern bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga berkembang. Perlu adanya perubahan serta diiringi komitmen yang melibatkan seluruh karyawan dan anggota akan memperkuat citra koperasi dalam skala nasional dan mendukung keberlanjutan jangka panjang sebagai penggerak ekonomi lokal.