Sedekah berikutnya kita bisa bersedekah dengan tenaga kita dengan memberikan bantuan kepada orang lain, misalnya ikut membereskan rumah yang kebanjiran, mengantar tetangga atau teman yang sakit ke RS, bergotong royong menyediakan makanan di dapur umum, dsb. Semua kita lakukan dengan tenaga kita.
Sedekah berikutnya dengan pikiran. Misalnya teman kita meminta pendapat tentang masalah yang mereka hadapi kemudian kita beri ide-ide yang memotivasi mereka. Teman kita bertanya tentang hal-hal yang mereka tidak tahu kemudian kita jelaskan, dsb.
Sedekah yang lainnya adalah sedekah dengan materi atau harta benda kita. Bisa barang-barang ataupun uang. Kita bersedekah dengan barang ataupun makanan. Sekarang musim pandemi, banyak orang bersedekah makanan atau nasi kotak pribadi ataupun bergabung dengan yang lain. Menyediakan makanan untuk buka bersama ataupun untuk santap sahur. Bisa juga memberikan uangnya.
Bagaimana sedekah ala saya? Senyum, salam, sapa sering saya lakukan terutama pada orang yang berpapasan di jalan ataupun yang menyapa di media sosial. Itu sedekah yang paling mudah dilakukan.
Sedekah tenaga yang saya berikan adalah membantu orang lain mengerjakan pekerjaan yang membutuhkan tenaga, karena saya ibu rumah tangga yang sekarang sedang WFH, sedekah tenaga sering saya berikan kepada keluarga kecil saya, memasak, menyapu, mengepel, mencuci baju dan piring, dan semua pekerjaan rumah tangga.
Berikutnya sedekah pikiran, karena saya guru musim belajar daring seperti ini saya sering membantu siswa yang kesulitan mengenai materi pembelajaran ataupun teknisnya. Di samping itu kalau ada teman saya bertanya saya beri tahu juga. Sedekah pikiran juga sering saya berikan kepada anak saya yang belajar daring di rumah, membimbing mengerjakan tugasnya.
Sedekah harta atau materi ada bermacam-macam bisa makanan, barang-barang lain, ataupun uang langsung tunai. Sebelum sedekah materi saya mengumpulkan dulu sumber sedekahnya. Setiap saya dan suami menerima gaji perbulan, saya sisihkan untuk zakat dan sedekah, saya simpan ke dalam amplop. Itu sebelum uang kami dipergunakan keperluan keluarga. Dan kami pisahkan juga dana untuk orang tua dalam amplop juga. Sisanya bayar cicilan-cicilan, bayar uang sekolah, baru dipakai keperluan keluarga.
Untuk sedekah makanan, kami punya tetangga sebatang kara yang rumahnya juga dibangun di atas tanah kami, dia rutin datang untuk sekedar meminta obat, nasi, ataupun keperluan lain (uang). Dan banyak lagi orang yang membutuhkan, termasuk saudara yang terkena dampak secara ekonomi pada saat ini.
Kembalian yang tidak terlalu banyak juga sering saya berikan ke penjual ataupun memberikan uang parkir lebih kepada tukang parkir. Memberi ongkos lebih juga kepada ojol, kalau sekarang jika pesan makanan lewat ojol.
Itulah ala sedekah saya. Maaf bukan pamer tetapi karena tuntutan tema. Bukankah kalau kita bersedekah dengan tangan kanan tangan kiri tidak boleh tahu? Â
Mudah-mudah kita tetap berbagi dalam keadaan apa pun. Termasuk kesulitan kali ini. Badai pasti berlalu. Aamiin…