Scene ketiga menggambarkan seorang bapak dan istrinya yang menunggu kedatangan anak, menantu, dan cucunya untuk berlebaran di rumahnya. Bapak tersebut membuka simpanan uangnya yang disimpan di kaleng Khong Guan.
Membuka celengan untuk membeli makanan termasuk membeli Khong Guan. Bapak tersebut berbahagia menyambut keluarga anaknya dan di meja tersedia kue kaleng Khong Guan. Adegan tersebut bernarasi:”Ada kebahagiaan menanti saat kita memutuskan untuk berbagi karena kemenangan sejati datang dari hati”.
Iklan ini sangat berkesan bagi saya karena mengingatkan saya akan kenangan masa kecil bersama keluarga. Kenangannya ibuku guru yang hebat, ibu yang tangguh. Beliau pandai menjahit dan memasak. Setiap menjelang Idulfitri kami (ketiga anak perempuanya) selalu dibelikan baju yang sama masing-masing dua, satu buatan ibuku sendiri dan satu lagi beli dari toko.
Untuk persiapan kue-kue, ibuku membuat sendiri dengan resep-resep baru, beliau selalu bereksperimen kalau ada resep kue baru. Kami selalu membantu membuat aneka kue yang enak-enak. Di samping kue buatan sendiri ibuku selalu membeli kue kaleng yaitu kue Khong Guan. Kaleng-kaleng Khong Guan bekas tahun-tahun kemarin tidak dibuang tetapi dipakai untuk wadah kue buatan ibuku, kacang, rengginang, dan kerupuk.
Biskuit Khong Guan pada saat itu dan sampai sekarang juga berisi macam-macam kue kering yang sangat bervariasi dari segi bentuk dan rasa. Kami yang masih anak-anak menyukai itu. Kami selalu memilih kue kesukaan kami. Dan sampai sekarang saya selalu membeli kue itu tapi dalam kemasan yang kecil yang praktis untuk cemilan. Biar kata temanku kue jadul.
Sepengetahuan saya barangkali pada saat itu kue Khong Guan, kue pertama kue kaleng yang ada. Kalengnya bisa difungsikan untuk menyimpan kue yang lain agar tetap renyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H