Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Memperkeruh Suasana di Tengah Bencana

12 April 2020   17:45 Diperbarui: 20 April 2020   10:07 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan media sosial sangat pesat di dunia ini, baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang seperti di negara kita tercinta Indonesia. Pengguna media sosial di negara mana pun menggunakan medsos untuk berbagai kepentingan. Kepentingan-kepentingan tersebut di antaranya untuk menyebarkan informasi dengan berbagai media baik itu berupa teks, gambar, ataupun video.

Pengguna dalam menggunakan medsos tujuannya di antaranya menginformasikan berita dll. kepada orang lain. Banyak sekali mereka menyebarkan informasi yang benar dengan didukung fakta yang akurat.

Namun, di antara mereka masih saja ada yang menyebarkan berita bohong atau yang booming disebut hoax kepada masyarakat. Mereka menyebarkan berita bohong itu mungkin tujuannya sekedar iseng, ingin viral, ataupun ingin menjatuhkan pihak lain.

Hoax atau berita bohong menurut Wikipedia adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Menurut KBBI, hoax adalah berita bohong , berita tidak bersumber. Jadi hoax itu berita yang berisi kebohongan, menyesatkan orang lain.

Berbohong ditinjau dari segi agama (Agama Islam) mungkin juga oleh agama lain, itu perbuatan tidak terpuji. Menurut agama Islam ciri-ciri orang munafik itu ada tiga, yaitu: jika berbicara suka berdusta (berbohong), jika berjanji mengingkari, dan jika dipercaya berkhianat.

Dan lebih parah lagi, orang yang terbiasa berbohong, perbuatan tersebut seolah-olah ringan tidak ada beban. Menurut pengamatan saya bohong itu beda sangat tipis dengan fitnah. Jangan-jangan orang yang berbohong nanti mereka menganggap fitnah itu ringan-ringan saja.

Indonesia saat ini bersama dengan negara-negara lain di dunia sedang melawan virus covid 19, virus yang banyak merenggut korban jiwa baik itu tim medis yang merupakan garda terdepan dalam memerangi virus ini maupun masyarakat di seluruh dunia.

Kita sebagai rakyat harus taat pada aturan pemerintah. Orang yang terkonfirmasi bukan lagi satu dua tetapi ribuan, sudah ribuan. Di Indonesia per 12 April 2020  jumlah pasien terkonfirmasi 4.241 orang, sembuh 359 orang, dan yang meninggal 372 orang.

Pemerintah beserta jajarannya berpikir keras bagaimana memutus rantai covid ini. Kita sebagai rakyat harus tunduk, taat, dan patuh pada aturan pemerintah demi kebaikan kita bersama.

Kita sebagai rakyat ikut membantu pemerintah dengan diam di rumah kecuali orang yang tidak ada pilihan lain, mencari nafkah atau orang yang pekerjaannya di sektor informal.

Dengan syarat tetap mengindahkan aturan pemerintah dengan memakai masker yang sesuai standar, tetap jaga jarak, sering cuci tangan. Pola makan yang sehat, dan tidak lupa berdoa kepada Sang Khalik. Kita meminta kepada Allah SWT supaya dijaga dari virus ini.

Nah dengan diam di rumah, belajar, bekerja, dan beribadah di rumah kita itu harus melakukan kegiatan-kegiatan yang positif, di antaranya menulis. Menulis adalah kegiatan positif yang mencurahkan ide-ide atau pendapat kita dalam bentuk tulisan bisa teks, poster, dsb.

Menulis akan menjadi kegiatan yang negatif apabila isi tulisan kita berisi berita bohong atau hoax. Miris sekali kan apabila menulis berita bohong kemudian sekali klik berita  itu menyebar ke mana-mana. Kemudian yang menerima berita itu menjadi galau ataupun cemas bahkan menjadi panik.

Kalau yang menerima berita itu sudah punya filter kemudian tidak disebarkan lagi. Ini yang menerima berita itu kemudian meneruskan berita itu ke mana-mana. Berapa kebohongan yang kita sebar? Berdosakah kita? Jelas itu dosa.

Membuat dan menyebarkan berita hoax di saat genting seperti ini, bukankah itu mengeruhkan suasana? Atau menari di atas penderitaan orang lain? Jawabannya pasti. Selain menulis dan menyebarkan hoax ada beberapa prilaku manusia yang termasuk mengeruhkan suasana juga sehingga pemerintah plus rakyat Indonesia menjadi mengusap dada.

Di antaranya banyak warga yang menolak pemakaman jenazah yang terinfeksi covid 19. Mau dikuburkan di mana mereka? Apalagi menyimak berita warga menolak perawat yang akan dimakamkan di kampung halamannya. Sedih sekali.

Di samping itu berita yang menggemparkan yaitu napi yang dibebaskan berbuat ulah lagi di luar sana sehingga berurusan lagi dengan hukum. Belum lagi barang-barang yang tiba-tiba menghilang dari pasaran, padahal barang-barang tersebut sangat dibutuhkan oleh kita. Ada ya orang seperti itu. Memanfaatkan kesempatan di dalam kesempitan.

Cobalah bayangkan bila jenazah yang ditolak warga itu keluarga kita, bapak, ibu, suami, istri, anak-anak kita. Betapa pedih hati ini. Bayangkan pula kita sedang panik tiba-tiba menerima suatu kabar yang membuat kita lebih panik lagi. Kabar bohong. Bayangkan pula kita mau keluar mencari nafkah untuk makan keluarga tiba-tiba tidak ada masker, mau beli harganya membumbung tinggi. Akankah kita menjerit??

Berhentilah menzalimi orang. Cobalah berempati pada orang lain. Bayangkan orang-orang terdampak virus ini. Banyak orang yang menjerit, tidak ada uang untuk makan sehari-hari. Tidak bisa pulang ke rumah keluarga. Tidak libur bekerja, seperti tim medis di rumah sakit, di puskesmas, di klinik-klinik. Ada yang keluarganya sakit, mau tidak mau harus dirawat di rumah sakit, sehingga keluarganya harus bolak-balik ke rumag sakit, begitu menderita. Ada yang sakit gejalanya seperti terpapar covid 19. Berangkat berobat, orang-orang pada curiga, terpapar virus korona. Sedih sekali.

Mari kita bantu pemerintah, apa yang kita bisa di saat genting seperti ini. Kita bersatu, jangan saling hujat, saling menyalahkan. Berpikirlah positif. Segala sesuatu harus disyukuri. Tetap jaga diri, jaga keluarga. Dan jangan lupa memohon perlindungan kepada Allah SWT dan kita mohon ampun kepada Sang Khalik, dan kita berharap semoga badai ini pasti berlalu.

Akhirnya saya kutip imbauan Jabar Saber Hoaxs: Dalam era komunikasi digital saat ini, mohon para warginet agar selalu berhati-hati alias tidak asal menulis atau memposting sesuatu yang tidak bermanfaat bagi khalayak. Selain bisa berurusan dengan pihak yang berwajib postingan yang tidak berfaedah dapat memicu keresahan dan meretakan persatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun