Mohon tunggu...
Nurlaeli Mutamariah
Nurlaeli Mutamariah Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Karawang Barat

Penulis pemula, ingin mencoba dan mencoba sesuatu yang baru...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banyak Hikmah di Balik Virus Corona bagi Masyarakat

20 Maret 2020   20:37 Diperbarui: 20 Maret 2020   21:06 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia salah satu negara yang terpapar virus covid 19 (virus Corona). Jumlah korban jiwa akibat virus ini terus bertambah. Menurut data yang dihimpun detik.com hingga Jumat 20 Maret 2020 pukul 13.00 korban meninggal di Indonesia mencapai 31 orang. Soal angka kematian, penambahan di Jakarta 2 orang. Di Banten ada penambahan 2 orang juga meninggal dunia. Di Jawa Barat penambahan korban meninggal ada 2 orang.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan perkembangan terkini mengenai sebaran virus covid 19 ini. Ada 8 provinsi di Indonesia yang terpapar virus ini. Provinsi tersebut adalah:

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogjakarta, Bali, Kalimantan Barat,

Sulawesi Utara, dan Banten.

Terkait virus corona ini, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengembangkan platform dengan menyediakan banyak situs web dan aplikasi untuk memantau penyebaran virus corona di Indonesia dan global.

Virus corona yang menakutkan bagi setiap negara merupakan ujian dari Sang Khalik, dan di balik ujian tersebut Allah memberikan hadiah-hadiah yang tidak kita ketahui. Di balik virus covid 19 ternyata banyak sekali hikmah yang manusia dapatkan, termasuk rakyat Indonesia.

Jadi kita tidak perlu takut karena virus itu ciptaan Allah tetapi waspada perlu.

Inilah hikmah yang didapatkan oleh masyarakat pada umumnya:

  • Masyarakat lebih meningkatkan kualitas ibadahnya beserta anggota keluarga;
  • Karena adanya social distancing (pembatasan sosial), masyarakat jadi jarang keluar rumah. Dengan jarangnya keluar rumah, intensitas berkumpul anggota keluarga meningkat, banyak komunikasi, antara suami dan istri, bapak dan anak;
  • Ibu rumah tangga yang sehari-harinya bekerja banyak waktu untuk memperhatikan keluarga, memasak untuk anggota keluarga, juga membimbing anaknya untuk belajar di rumah (menjadi guru anak-anaknya sekaligus berempati kepada guru anak-anak mereka);
  • Anak-anak karena ditiadakan PBM tatap muka untuk belajar daring di rumah, mereka jarang bermain ke luar rumah, segala kegiatannya terpantau oleh kedua orang tuanya atau walinya;
  • Kedua orang tuanya dapat belajar lagi bersama anaknya terutama memperdalam ilmu IT;
  • Orang tua siswa lebih intensitas berkomunikasi dengan guru anak-anak mereka;
  • Orang tua barang kali jadi lebih hemat pengeluaran harian.

Hikmah bagi siswa di dunia pendidikan:

  • Karena Proses Belajar Mengajar daring, siswa belajar di rumah dengan kondisi yang santai tidak dipenuhi dengan aturan-aturan tetapi tetap harus taat aturan;
  • Siswa bisa lebih memperdalam ilmu  dan pengalamannya terutama di bidang IT;
  • Siswa belajar mengelola waktu, emosi;
  • Siswa berkomunikasi dengan guru bisa kapan saja walaupun dari jarak jauh;
  • Siswa bisa membandingkan belajar secara tatap muka dengan belajar jarak jauh;
  • Siswa belajar mandiri walaupun masih dibimbing kedua orang tuanya;
  • Siswa juga bisa membandingkan belajar dengan guru dan belajar dengan orang tua;
  • Siswa akan merasakan kedekatan mereka dengan kedua orang tuanya.

Hikmah bagi guru di dunia pendidikan:

  • Guru terutama ibu guru bisa sambil mengajar online (daring) menyelesaikan pekerjaan rumah yang sehari-hari jarang disentuh karena harus berangkat ke sekolah;
  • Sambil mengajar jarak jauh guru bisa sambil membimbing anak-anaknya;
  • Guru makin meningkatkan pengelolaan waktu dan pekerjaannya;
  • Guru bisa meningkatkan kemampuannya di bidang IT karena banyak aplikasi yang ditawarkan untuk digunakan guru sebagai media pembelajaran;
  • Guru bisa memperluas ilmu dan pengalamannya karena banyak waktu misalnya dengan banyak searching-searching ataupun mengikuti diklat-diklat daring;
  • Sebagai guru akan banyak waktu untuk menulis karya-karya yang akan dipublikasikan di media online;
  • Guru terutama ibu guru berkurang intensitas pertemuannya otomatis mengurangi bergunjing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun