Jajanan kaki lima yang rasanya manis dan gurih ini merupakan salah satu makanan kegemaran masyarakat Indonesia. Bahkan ada istilah yang mengatakan, jika akan mengunjungi calon mertua wajib hukumnya untuk membawa martabak sebagai buah tangan. Namun ternyata dibeberapa tempat, penyebutan untuk makanan ini cukup beragam, di daerah Indonesia Timur orang-orang menyebutnya dengan terang bulan. Sedangkan, di Semarang, orang akan menyebutnya dengan sebutan kue Bandung. Lalu sebenernya mana nama yang benar?
Meskipun memiliki nama yang berbeda, ternyata baik martabak, terang bulan, maupun kue Bandung ini merupakan jenis makanan yang serupa.
Dalam KBBI sendiri, nama makanan yang terbuat dari adonan manis dengan taburan coklat dan kacang ini disebut dengan nama martabak manis. Sedangkan, nama terang bulan, KBBI menerjemahkannya sebagai bulan yang bersinar terang.
Martabak (martabak manis & martabak asin)
- Martabak Manis
Martabak memiliki dua jenis varian, ada martabak manis dan juga martabak asin (martabak telor). Meskipun sama-sama memiliki nama martabak, ternyata sejarah antara martabak manis dan martabak asin ini sangat jauh berbeda. Menurut literatur, makanan mirip kue dadar yang memiliki rasa manis ini berasal dari Bangka Belitung. Martabak manis merupakan makanan khas Bangka Belitung yang diciptakan oleh warga keturunan Tionghoa (Hakka atau Khek). Oleh karena itu, banyak orang yang menyebut martabak manis dengan nama martabak bangka. Di Bangka Belitung sendiri, orang-orang menyebut makanan ini dengan nama Hok Lo Pan yang berarti kue orang Hok Lo. Beberapa lainnya menyebutkan bahwa Hok Lo Pan memiliki makna sebagai "kue hoki" atau kue keberuntungan, yang dalam bahasa Mandarin disebut dengan Fu Lau Pan.
Sekitar tahun 1950-an, seorang perantau dari Bangka Belitung bernama Hioe Kiew Sem merantau ke Kota Bandung untuk berjualan Hok Lo Pan. Ternyata kue ini sangat populer dan digemari oleh masyarakat Bandung. Pada saat itu, ia berjualan Hok Lo Pan di samping penjual martabak telur. Sehingga orang-orang pun mulai menyebutnya dengan nama martabak asin dan juga martabak manis. Begitulah awal mula orang-orang mulai menyebut Hok Lo Pan dengan nama Martabak.
Pada awalnya, taburan Hok Lo Pan hanya berupa wijen sangrai dan gula. Namun, seiring berjalannya waktu, taburan Hok Lo Pan (martabak) mulai beragam. Tak hanya coklat, kacang, atau keju saja, kini martabak manis memiliki berbagai macam varian rasa yang unik-unik seperti green tea, red velvet, orea cheesse, dll.
- Martabak Asin (Martabak Telur)
Berbeda dengan martabak manis yang dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, martabak asin (martabak telur) ternyata jutsru dipengaruhi oleh para pedagang Timur Tengah dan India. Pada tahun 1930, seorang pemuda India bernama Abdullah berkenalan dengan Ahmad, seorang pemuda asal Lebaksiu, Tegal. Keduanya bertemu di Semarang dan sejak saat itu mereka berdua menjadi sahabat. Singkat ceita, Abdullah memperkenalkan makanan India kepada keluarga Ahmad. Makanan itu terbuat dari adonan terigu bernama Moortaba. Karena banyak yang menyukainya, Abdullah dan Ahmad pun mengubah makanan itu dan menambahkan sedikit variasi. Kemudian terciptalah nama Martabak. Martabak asin ini awalnya populer di Lebaksiu, lalu akhirnya banyak masyarakat yang merantau ke beberapa kota di Indonesia untuk berjualan makanan ini. Hingga akhirnya makanan ini pun menyebar luas di Indonesia.