Mohon tunggu...
Nurlaela Anggraeni
Nurlaela Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Jurusan Ekonomi Syariah

Saya menyukai pembelajaran tentang sejarah peradaban Islam, saya memiliki hobi membaca dan menulis, saya suka mengeksplor kegiatan berbau sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

UMAR AL-KHATTAB Reformis Dunia Islam

18 Desember 2024   22:12 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:13 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelebihan Buku
Pendekatan Naratif: Abdul Latip Talib menggunakan gaya penulisan naratif yang membuat sejarah terasa hidup dan menarik. Pembaca tidak hanya diajak untuk memahami fakta, tetapi juga merasakan emosi dan semangat dari setiap peristiwa.
Penuh Nilai dan Hikmah: Buku ini mengandung banyak pelajaran tentang kepemimpinan, keadilan, dan pengabdian yang dapat diambil oleh pembaca dari semua kalangan.
Sumber Sejarah yang Akurat: Abdul Latip Talib mendasarkan karyanya pada berbagai sumber sejarah terpercaya, sehingga buku ini menjadi bacaan yang informatif dan otentik.
Kesimpulan
Umar Al-Khattab: Reformis Dunia Islam adalah sebuah karya yang tidak hanya mengisahkan sejarah, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Umar bin Khattab adalah teladan sejati dalam kepemimpinan yang adil dan visioner, dan Abdul Latip Talib berhasil menggambarkan sosok ini dengan sangat baik dalam bukunya.

Bagi siapa saja yang ingin mempelajari lebih dalam tentang sejarah Islam atau mendapatkan inspirasi dari kehidupan para sahabat Nabi, buku ini adalah pilihan yang tepat. Melalui pembacaan buku ini, kita diajak untuk merenungkan pentingnya nilai-nilai keadilan, kesederhanaan, dan tanggung jawab dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan bermartabat.

Umar bin Khattab dikenal sebagai khalifah yang menjunjung tinggi prinsip keadilan. Dalam buku ini, Abdul Latip Talib menggambarkan bagaimana Umar:
Menetapkan pengadilan independen dan memastikan bahwa hakim bekerja secara objektif tanpa campur tangan penguasa.
Memberlakukan hukum berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, tetapi tetap mempertimbangkan konteks sosial dan budaya masyarakat.
Memastikan bahwa semua warga negara, termasuk dirinya sendiri, tunduk pada hukum yang sama.
Salah satu kisah terkenal adalah ketika seorang gubernur yang dilaporkan bertindak sewenang-wenang harus menghadap pengadilan, dan Umar memerintahkan hukuman tanpa pandang bulu.

Penerapan jizyah (pajak) dengan prinsip keadilan, di mana non-Muslim yang tidak mampu dibebaskan dari kewajiban ini.
Perlindungan hak-hak beragama dan properti komunitas non-Muslim, seperti Yahudi dan Nasrani.
Kisah toleransi Umar, termasuk saat beliau menolak salat di Gereja Makam Kudus agar gereja itu tidak diubah menjadi masjid.
Ekspansi Wilayah Islam
Masa kekhalifahan Umar merupakan era perluasan wilayah Islam yang pesat. Buku ini menjelaskan bagaimana Umar memimpin ekspansi ke wilayah-wilayah penting, seperti:
Persia
Syam (Suriah dan sekitarnya)
Mesir
Namun, Abdul Latip Talib menekankan bahwa ekspansi ini dilakukan bukan sekadar untuk kekuasaan, melainkan untuk menyebarkan nilai-nilai Islam dan membebaskan rakyat dari penindasan penguasa tirani.

Kepedulian Umar terhadap Ilmu Pengetahuan
Dalam buku ini, diceritakan bahwa Umar sangat mendorong umat Islam untuk menuntut ilmu. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan memastikan bahwa pendidikan dapat diakses oleh semua kalangan. Selain itu, Umar juga menunjuk para ulama dan cendekiawan untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan yang berdasarkan pengetahuan.

Akhir Hayat Umar
Bagian akhir buku ini mengisahkan tragedi pembunuhan Umar oleh seorang budak Persia bernama Abu Lu'lu'ah. Meskipun kehilangan Umar adalah pukulan besar bagi umat Islam, warisan yang ditinggalkannya tetap hidup hingga hari ini.

Abdul Latip Talib memberikan refleksi mendalam tentang bagaimana kematian Umar justru memperkuat tekad umat Islam untuk menjaga nilai-nilai keadilan dan kebaikan yang telah ditanamkannya.

Dengan membaca buku ini, pembaca akan memahami bahwa Umar bin Khattab bukan sekadar tokoh sejarah, tetapi juga panutan dalam membangun masyarakat yang berlandaskan keadilan, kepedulian, dan tanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun