Penyuntingan teks pada kumpulan cerpen Rona Kehidupan karya Menning Alamsyah yang berjudul Rifki dan Naina terdapat beberapa kesalahan di antaranya penggunaan titik (.) koma (,) huruf kapital, pemformatan huruf serta tanda baca dan penggunaan bahasa daerah yang terdapat di dalamnya.
Cerpen berjudul Rifki dan Naina ini mengisahkan kisah pilu dimana keduanya adalah anak yatim yang ditinggal ibunya dan terpaksa bekerja sebagai pengemis atas perintah ayahnya yang kejam dan tak manusiawi. Alur cerita ini yakni menggunakan alur maju mundur serta panjang cerpen ini yakni 8 halaman. Kesalahan cerpen ini terdapat pada paragraf pertama yakni penggunaan EYD dan tanda baca.
Paragraf sebelum di sunting:
"Matahari bersinar begitu garang. Daun-daun  kering beterbangan seiring berhembusnya angin. Debu pun tak mau kalah, terasa menusuk pernafasan dan mengganggu mata para pengguna jalan. Rifki, anak laki-laki berumur 9 tahun yang menggendong Naina, adiknya, tetap semangat menengadahkan bungkus makanan yang telah kosong di bawah lampu merah".
Kesalahan terlihat pada pemborosan kata dan penggunaan tanda titik (.) dan koma (,) pada paragraf pertama.
Paragraf setelah di sunting:
"Matahari bersinar begitu garang, daun-daun kering beterbangan seiring berhembusnya angin. Debu pun tak mau kalah, terasa menusuk pernafasan dan mengganggu mata para pengguna jalan. Rifki, anak laki-laki berumur 9 tahun yang tengah menggendong Naina, adiknya. Tetap semangat menengadahkan bungkus makanan kosong di bawah lampu merah".
Kesalahan tanda baca dan penggunaan EYD pun terdapat pada paragraf keempat.
Paragraf sebelum di sunting:
"waktu terus berlari meninggalkan detak pada jam dinding. Meninggalkan Rifki dan Naina. Meninggalkan debu-debu yang beterbangan. Meninggalkan daun-daun kering. Seperti Wati yang meninggalkan dua buah hatinya. Mati karena suaminya sendiri. "
Kesalahan terlihat pada pemilihan kata, penggunaan tanda baca (.) dan (,).