Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Sebelas Maret

Seorang mahasiswi di salah satu PTN yang ada di Solo. Memiliki banyak hobi, mulai dari bersepeda, mengambil gambar, membaca novel, belajar tentang budaya Jawa, serta menulis. Selain itu, kerap membaca beberapa artikel dan minat terbesar saya ada pada artikel yang membahas tentang budaya dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyambut Ramadhan dengan Tradisi Unik Jawa 'Padusan'

13 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 13 Maret 2023   20:56 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki bulan Sya'ban atau biasa dikenal dengan sasi Ruwah oleh masyarakat Jawa, biasanya umat muslim di Indonesia termasuk di Jawa mulai mempersiapkan diri untuk menyambut Ramadhan. Mulai dari yang menyiapkan kebutuhan untuk Ramadhan sampai ada juga yang sudah menyiapkan kebutuhan untuk lebaran.

Selain persiapan-persiapan secara lahiriah, masyarakat Jawa juga terkenal memiliki tradisi-tradisi untuk menyambut Ramadhan seperti, tradisi nyadran yang dilakukan setiap tanggal 15 Sya'ban dan tradisi padusan yang biasa dilakukan sehari sebelum berpuasa Ramadhan.

Tradisi Padusan, sudah ada sejak zaman Hamengkubuwana I, yang kemudian semakin banyak pelakunya dan menjadi tradisi yang turun temurun.

Padusan sendiri berasal dari bahasa Jawa 'adus' yang berarti mandi. Dalam hal ini, padusan dapat diartikan mandi membersihkan diri yang dilakukan sebelum melakukan puasa Ramadhan.

Karena untuk menyambut Ramadhan, tradisi padusan biasa dilakukan pada akhir bulan Sya'ban. Lebih umumnya dilakukan sehari atau dua hari sebelum Ramadhan.

Meskipun berasal dari tradisi Jawa, Islam tidak melarang tradisi ini. Hanya saja, Islam melarang berbaurnya kaum pria dan wanita pada satu tempat. Padusan sendiri berarti mandi dan ketika mandi bagian tubuh lebih terlihat, padahal wanita memili batasan-batasan aurat yang harus diperhatikan.

Padusan seharusnya dilakukan sendiri di tempat yang tertutup. Namun sekarang, tradisi ini lebih sering dilakukan di tempat umum seperti sungai, kolam renag umum, bahkan ada yang melakukannya di pantai.

Di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Klaten terdapat banyak sekali tempat wisata umbul yang biasa dijadikan tempat untuk padusan. Contohnya saja seperti, Umbul Manten, Objek Mata Air Cokro, Umbul Ingas Cokro, Umbul Ponggok, Umbul Nilo, dan Umbul Kapilaler.

Tradisi ini bertujuan untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel di seluruh badan sehingga ketika menjalankan semua ibadah di bulan Ramadhan dalam keadaan suci.

Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita melestarikan tradisi-tradisi yang dimiliki Indonesia. Asalkan tradisi-tradisi tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun