Mohon tunggu...
Nur Khovivatul Mukorrobah
Nur Khovivatul Mukorrobah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Airlangga

Saya memiliki minat besar dalam menulis dan berkarir di bidang media kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Buku Revolusi Nuklir Karya Eko Darmoko

22 September 2023   23:01 Diperbarui: 22 September 2023   23:08 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: UMS Store

Judul Buku: Revolusi Nuklir

Penulis: Eko Darmoko

Penerbit: basabasi

Cetakan: Pertama, 2021

Tebal: 197 halaman 

ISBN: 978-623-305-218-4 

BUKU "Revolusi Nuklir" karya Eko Darmoko merupakan sekumpulan cerpen yang menggugah pembaca untuk memahami masalah yang relevan dengan kehidupan saat ini. Alumnus Universitas Airlangga yang aktif menulis di berbagai media nasional itu menuliskan 22 bab yang berisi cerita pendek kemudian berhasil dikemas dalam satu buku dengan garis besar bertema semangat petualangan tanpa batas. 

Ada beberapa alasan mengapa disebut demikian karena penulis merasa petualangan tidak melulu menjejaki wilayah geografis, pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun, petualangan bisa membuka peluang untuk menembus waktu ke masa depan. Dalam buku tersebut juga banyak cerita-cerita dengan karakteristik imajiner atau penggambaran yang kuat baik segi bahasa dan alurnya. Tulisan yang ditulis Eko membuat pembaca menebak dan berpikir apa yang sebenarnya terjadi dan dibahas dalam tiap-tiap cerita. 

Beberapa judul bab yang terbilang "aneh" seperti Tumbangnya Pohon Android, Ayam Kampus, dan sebagainya, sebetulnya cukup membuat pembaca bertanya-tanya dan agaknya memang sengaja dikemas dalam kiasan untuk menarik rasa penasaran pembaca dan ada maksud terkandung yang mana jika dirasakan related dengan isu-isu terkini terutama kemajuan berpikir di era teknologi. 

Berangkat dari hal tersebut, tentu mengundang kepekaan kita melihat lingkungan dan sosial. Pada bagian pembuka pembahasan buku itu cukup menarik sesuai judul "revolusi nuklir", saya sudah berpikir bahwa dalam isi buku itu tentu menarik dan banyak membahas mengenai science, tetapi ternyata tidak, ada sisi lain. Itu hanya berlaku pada pengantar atau bab awal saja. Maka dari itu, pembaca perlu membaca untuk menggali lebih supaya tahu inti dan korelasi sampai akhir. 

Revolusi Nuklir yang  terdiri dari kumpulan cerita pendek ini memiliki kelebihan dengan karakteristik tersendiri pada gaya bahasa yang digunakan secara baku dan ilmiah. Alur cerita awal yang seru bagaimana manusia sekarang lebih cerdas dan berkembang apalagi dengan pembaharuan teknologi yang semakin maju. Manusia mulai menciptakan hal yang sebelumnya belum pernah dilakukan, namun ternyata mereka dapat mewujudkannya. Manusia sudah mulai bisa berpikir kritis. 

kumpulan cerpen tersebut banyak mengisahkan sebuah perjalanan dan tantangan yang saat ini kita hadapi. Seperti pada bab pertama, ditemukan mengenai permasalahan serius yang dialami oleh manusia seperti keadaan cemas dan rasa bosan. Hingga pada bab-bab berikutnya mulai terlihat kebebasan penulis dalam berkarya dengan topik yang spesifik dibalut oleh imajinasi liar yang cukup ekstrim. Penulis yang sebelumnya memiliki karya "Ladang Pembantaian" itu sekaligus mempertegas bahwa buku Revolusi Nuklir adalah ujung pengembaraan manusia sebagai upaya melawan kodrat. 

Tiap cerita cerpen pada bab-bab tersebut dapat diambil hikmah pelajaran. Terkadang pembaca dapat terbawa oleh suasana cerita yang diciptakan, tidak hanya serius dan tegang tetapi juga haru akan kisah-kisah di dalamnya. Penulis rupanya sangat cerdas menempatkan hal itu. Setiap bab ada temuan cerita-cerita yang baru dan unik. Untuk seseorang yang memiliki rasa ingin tahu tinggi dan mampu berimajinasi, mungkin buku ini akan sangat cocok dibaca dan dipahami.

Bukan hanya memberi edukasi, tetapi juga pengalaman yang ada pada cerita kehidupan, isu sosial, etika, dan hal-hal yang dapat dipetik dan diperbaiki untuk lingkungan dan sekitar. Melalui buku ini, kami diajak berpikir kritis sekaligus mampu memahami kata dan kalimat sesuai ragam bahasa. Estetika dari judul dan ilustrasi cover yang terbilang cukup abstrak menambah karya ini semakin hidup. Bisa dipahami bahwa Revolusi Nuklir berhubungan dengan perkembangan manusia yang masih primitif sampai pada akhirnya berada pada lingkup modernisasi. 

Namun di samping cerita disuguhkan oleh diksi-diksi yang cukup menarik, tentu ada kekurangan yang dirasakan pembaca yang terkadang sulit mencerna kosakata yang berbeda dari buku-buku yang lain. Revolusi Nuklir memiliki gaya bahasa lugas tidak seperti cerpen-cerpen manis pada karya fiksi yang kerap digemari oleh anak muda. Dari daftar isi pertama kali membaca seperti bertemu dengan bab-bab asing. Aneh, tetapi memang kenyataannya seperti demikian.

Mungkin para pembaca akan berpikir dua kali dalam membaca karena pesan yang disampaikan berat di dalamnya. Meski begitu, karya ini perlu diapresiasi karena berbeda dengan karya-karya pada umumnya. Dan buku ini bisa dibaca untuk teman-teman kalangan 18 tahun. Tidak disarankan untuk pelajar karena bahasa yang dipilih sangat spontan dan vulgar. Pintar-pintar dalam memilih bacaan sebuah karya dan buatlah membaca seperti hobi dengan cari hal/cara yang cukup nyaman sehingga kita tertarik lagi untuk lanjut membaca sebuah buku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun