Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Listrik Pulsa: Tekhnologi Separo Hati

18 September 2015   17:39 Diperbarui: 18 September 2015   17:58 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="dokumen tamandhikasidoarjo.com"][/caption]

Sore itu, saya mendengar suara bip berkali kali terdengar dari meter listrik yang baru saya pasang karna listrik lama tak cukup lagi menanggung beban listrik toko . Setelah saya dekati, ternyata led berwarna merah menyala yang menandakan jumlah kwh tinggal beberapa meter saja. Lebih dekat lagi, saya melihat angka 2.00 yang berarti tersisa 2 meter saja tidak cukup untuk “mengarungi” malam karna tingginya beban.

Berhubung meter baru berbasis Pulsa, maka segera saya bergegas ke konter pulsa dan Hp terdekat untuk isi ulang listrik. Sementara dering bip bip terdengar semakin intensif, meski lirih namun bagai jarum yang menusuk nusuk telinga karna uniknya gelombang suaranya . Selesei transaksi, bukannya kita berleha leha karna suara yang menusuk telinga itu tak mau berhenti sebelum “chalangge ke dua ” untuk memasukkan berderet deret angka melalui tombol angka dengan ukuran super kecil di meter listrik. Jika beruntung, satu kali input langsung sukses. Jika ada kesalahan angka baik dari konter pulsa yang salah menuliskan satu angka, ataupun karana ketergesaan kita memasukkan angka maka kita dipaksa bolak balik mengulang proses input untuk hak yang sudah kita beli namun tak bisa kita nikmati karna salah input.

Poin saya di luar kontroversi token adalah, pelanggan listrik sudah bersedia membeli listrik dengan cash di muka sebelum listrik itu dipakai artinya PLN tak perlu mengeluh dengan investasi doble dengan memberikan hutangan listrik kepada pelanggan dan biaya tambahan yang mungkin timbul dari proses penghitungan manual dari meter ke meter pelanggan se Indonesia yang membutuhkan banyak pekerja sebelum tagihan itu muncul di slip tagihan . Seyogyanya dengan pelbagai “efisiensi” tersebut, pelanggan tak perlu susah payah untuk memasukkan angka angka itu secara manual. Melainkan secara otomatis layaknya pulsa HP , kw meter listrik masuk ke nomor Identitas Pelanggan yang juga secara susah payah kita simpan dan lagi lagi kita disuguhi dengan berderet angka panjang .

Nurkholis Ghufron

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun