Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Road to Mecca 8: Alhamdulillah Makkah dan Madinah Dipenuhi oleh Tionghoa

16 November 2012   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:15 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemandangan yang menggetarkan hati saya ketika melakukan jamaah sholat bersama dengan Para Jamaah Haji dari Tionghoa ini adalah perasaan betapa beruntungnya saya yang bisa berhaji dalam usia yang masih cukup muda yakni di bawah empat puluh tahun karna mayoritas jamaah haji China adalah berusia sangat lanjut yakni kisaran 70-85 tahun. Namun jangan keburu meremehkan daya juang mereka. Secara umum kemampuan mereka dalam usia yang relatif senja tatkala berjalan kaki dan melakukan aktivitas yang membutuhkan tenaga tak kalah dengan orang seumuran saya bahkan dalam beberapa kali "balapan"  ketika menuju ke Masjidil Haram saya kalah telak 0-10 untuk jamaah haji Tionghoa. Itulah salah satu yang membuat saya takjub dan terharu, bahkan dalam beberapa kali pengamatan saya, Muslim Tionghoa sangat rajin melakukan sholat sunnah di Masjidil Haram di bandingkan dengan jamaah haji manapun. Mereka umumnya memendekkan zikir dan wirid dan mengganti dengan sholat sunnah dan membaca Al Quran.  Mungkin hadits Nabi yang mengisyaratkan perbedaan pahala sholat di Masjidil Haram dengan di tempat lain yang berbanding 100.000 kali lipat sangat popular di negri tirai bambu ini. Untuk masalah sholat nya Muslim Tionghoa ini saya diberitahu oleh sesama jamaah haji Indonesia dan ketika saya amati ternyata ada benarnya. Untuk tahun ini , tidaklah sulit menemukan mereka di Masjidil Haram. Bahkan di masjid kecil ini nyaris tidak menemukan selain orang Tionghoa karna itu saya menamai masjid ini dengan masjid China yang diikuti oleh kawan kawan sepemondokan. Sebagai wujud perhatian pemerintahan Saudi Arabia dalam hal panduan ibadah haji ceramah berbahasa arab  yang mengupas tata cara haji diselenggarakan di masjid ini,  penterjemah Tionghoa disiapkan oleh pemerintah yang berkoordinasi dengan Utusan Haji China. Jamaah haji China bersantai di dalam masjid "china" Menurut informasi yang dapat dipercaya, jumlah jamaah haji "Tionghoa" mencapai 13.800 pada tahun ini yang berasal dari 26 provinsi di china. Dari tahun 2004 yang hanya 4000 jamaah , jumlah ini meningkat 300 persen lebih dalam kurun waktu 8 tahun dan diprediksi akan selalu mencapai kenaikan dalam tahun tahun mendatang karna dampak dari dakwah Islam yang meningkat .

135305138928783111
135305138928783111
Sebagaian Jamaah haji China menunggu waktu sholat dengan sholat sunnah. Satu hal yang perlu dicatat bahwa sekarang ini segala macam barang yang berharga murah bahkan sangat murah sekali semua bertuliskan made in china. Untuk sajadah made in china saja diobral pada harga 4-5 real saudi atau 10.000 sampai 12.500 dengan kurs 2500. Jam tangan made in China juga diobral pada harga yang sama yakni 4-5 real. Belum lagi banyak komoditi buatan china lainnya yang berjumlah ratusan item dengan harga super murah. Belum lagi Hp bermerk Internasional namun Made In china semua serba murah meriah sebagai contoh HP Merk Samsung layar sentuh dijual dengan harga 150 real atau sekitar 375 ribu saja. Walaupun produk China,  namun jamaah haji china ternyata juga tak kalah tertarik untuk belanja produk yang nota bene diproduksi di negeri mereka ini untuk dijadikan oleh oleh haji ketika pulang ke kampung halaman. Nampaknya antara China dan Arab Saudi telah terjalin hubungan dagang yang cukup dekat sehingga muncul hubungan simbiosis yakni saling membutuhkan antar dua negara. Semoga saja serangan Jumlah Jamaah haji ini bisa terus meningkat di masa-masa mendatang disamping serangan produk-produk bikinan China yang murah meriah. By Nurkholis Ghufron

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun