Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Road to Mecca 2: Mengejar Matahari

15 November 2012   00:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:21 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudi Arabian Airlines Siap berangkat dari Juanda.

13529386171411131396
13529386171411131396
Penulis berpose dengan KH. Sochibul Maali untuk makan sebelum keberangkatan esok harinya. Mengingat panggilan ke Tanah suci yang mendadak dan belum mempunyai bekal yang cukup,  maka saya memfokuskan diri untuk mengejar ketidak tahuan tata cara manasik Haji dan Umrah sambil jalan. Karna itulah Catatan Road To Mecca sengaja saya tulis setelah kepulangan dengan resiko yang cukup lumayan jika tulisan ditujukan untuk  mengejar rating maupun banyaknya jumlah pembaca karna momen haji telah berlalu. Ibarat nasi telah menjadi dingin maka perlu penambah lauk pauk agar nasi tetap bisa dilahap. Karna itu  saya selalu memohon pertolongan kepada Allah SWT agar tulisan ini tidak hanya mengupas sisi informasi yang sudah kadaluarsa namun diberi taufik dan inayah Nya agar bisa mempunyai sentuhan-sentuhan maknawi kalau tidak bisa dibilang filosofis agar dengannya saya tetap mendapatkan pembaca . Gambar diatas adalah pesawat Saudi Airlines yang ditumpangi oleh Calon Jamaah Haji dari Jombang kloter 27 yang memiliki kapasitas 450 orang belum ditambah kru pesawat. Jika dihitung-hitung pesawat ini mengangkut beban yang cukup besar karna sekiranya setiap orang mempunyai bobot rata-rata 50 kg saja maka pesawat ini telah mengangkat beban 22.5 ton minus bagasi dan perlengkapan konsumsi dll. Kami berangkat dari Juanda pada pukul 6.10 menit dan membutuhkan 10 jam untuk sampai di bandara Madinah untuk melakukan ziarah di masjid Masjid Nabawy. Jadi kalau hitungan matematika maka pesawat akan mendarat pukul 16.10 di bandara Madinah Al Munawwarah. Namun faktanya adalah sama sekali berbeda, ketika kami sampai di sana waktu masih menunjukkan pukul 12.00 dan waktu sholat zuhur akan tiba dalam sepuluh menit lagi karna Sholat Zuhur di Madinah pukul 12.10 menit. Jadi kita "mencuri"  watu sebanyak 4 jam. Setelah saya fikir panjang, saya berusaha mendapat penjelasan logis dari perjalanan ini. Dengan Meminjam bahasa nya Ebieth G Ade yang pernah "menjaring matahari", maka perjalanan para calon haji Indonesia  adalah mengejar Matahari. Kenapa Mengejar? . Karna kami terbang searah dengan gerak semu matahari maka saya katakan  mengejar matahari, jikalau sekiranya  terbang ke timur dan melewati Amerika serikat untuk menuju Saudi maka pesawat  akan terbang berlawanan dengan gerak semu matahari. Perlu diketahui bahwa kecepatan perputaran bumi pada porosnya adalah 1906.25 Km perjam yang membuat effek seakan matahari berlari, terbit dari timur dan tengelam di barat sedangkan pesawat yang kami tumpangi rata-rata mempunyai kecepatan 940 Km perjam pada kecepatan normal. Dari dua angka ini saya mendapat gambaran mentah dan kasar bahwa kecepatan pesawat kalah kira kira separo dari kecepatan perputaran bumi yang membuat matahari seakan berlari. Karna pesawat berjalan searah dengan alur matahari, dengan kecepatan separo perputaran matahari maka segenap calon haji bisa mencuri waktu sebanyak 4 jam lamanya jikalau saja pesawat yang mengangkut calon jamaah haji mempunyai kecepatan sama maka akan sampai di Madinah tetap pada pukul 6.10 pagi juga karna selisih kecepatan pesawat dan matahari adalah nol.Saya tidak mempunyai perhitungan yang lebih detil dan penjelasan yang ilmiah tentang ini, moga moga para pembaca yang budiman bisa menyumbangkan rumus yang lebih akurat dan penjelasan yang selaras dengan sains. Pelayanan kru pesawat Saudi Airlines kepada calon jamaah haji secara umum cukup memuaskan. Para kru memperlakukan para calon jamaah haji dengan penuh perhatian dan kelembutan meskipun saya kerap memergoki mereka kecapean dan tertidur di kursi di lorong pesawat karna beban kerja. Tidak  sekalipun saya lihat mereka mengeluarkan perlakuan yang kurang menyenangkan meski datang bejibun request yang cukup merepotkan mereka untuk  minum kopi ataupun teh ketika pesawat berada di ketinggian. Coba anda perhatikan dengan seksama pramugari yang mendapat sorotan segenap penumpang karna kelembutan dan kesabaran disamping wajah cantiknya ini. Di sisi kenyamanan pesawat,  Saudi Airlines memberikan hantaran yang cukup nyaman di sepanjang perjalanan bahkan ketika landing pun tidak menemukan hentakan yang berarti kecuali sedikit efek gravitasi ketika menurun dari ketinggian.
13529324321204755592
13529324321204755592
Pramugari Saudi Airlines Yang Menarik Perhatian Calon Haji.
13529307621721853776
13529307621721853776
Mesin Pesawat di potret dari Jendela dengan Latar Belakang Awan. Alhamdulillah,  pesawat yang mengangkut kami akhirnya tiba pada tanggal 1/10/2012 pada pukul 12.00  waktu saudi arabia atau MMT Makkah Meredian Time dengan selamat untuk selanjutnya akan meneruskan ke pemondokan di Madinah Al Munawwaroh selama 8 hari untuk melakukan ziarah sekaligus melaksanakan sholat arbainan di Masjid Nabawy. Nurkholis ghufron

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun