Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haruskah Menceraikan Istri Karna Sering Menghisap Payudaranya?

13 September 2012   23:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:30 16654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara medis telah dibuktikan bahwa menyusui akan menmpunyai banyak manfaat baik bagi si bayi maupun bagi si ibu sendiri. Di antara manfaat bagi si bayi adalah :


  • Imunoglobulin akan menjadikan anak mempunyai daya tahan lebih dari anak yang tidak mendapat asupan asi.
  • Kolostrum Asi dapat melindungi dari penyakit dan infeksi.
  • Dan segudang manfaat Asi lainnya.


Dan diantara manfaat bagi si ibu yang menyusui adalah : Mengurangi resiko kanker payudara, mengurangi resiko osteoporosis, mengurangi kecemasan ibu dan menambah kebahagian seorang ibu, dapat meunda proses ovulasi yang menjadikan Asi sebagai Natural Birt Control dan segudang manfaat lainnya.

Semua itu tidak masalah karna memang fungsinya untuk bayi, namun kadang -kadang sang ayah juga iri terhadap asupan ASI lewat payudara ini. Sebenarnya sang suami itu iri karna montoknya payudara sang istri namun karna sama-sama dihisap maka ASIpun kerap ikut masuk dan dinikmati oleh para suami ini.

Sebagaimana manfaat bagi si ibu yang mempunyai efek merelaxasi, ketika payudara Istri dihisap suami juga akan mempunyai efek tadi tapi "plus" sebagai penambah gairah seksual istri dan terbukti bisa menambah tingkat orgasme berlipat-lipat. Sampai tindakan penghisapan tidak menjadikan pertanyaan namun ketika ASI Istri juga menjadi  "minuman " bagi sang Suami maka kita perlu belajar mengkaji bersama karna Asi telah disyariatkan menjadi garis merah dalam masalah pernikahan. Apakah sang suami tidak menjadi Muhrim ketika keseringan meminum air susu Mami?

Para Ulama sepakat bahwa Asi dari seorang perempuan akan menjadikan Mahram bagi yang disusui namun masalah muncul ketika ada beberapa hal yang perlu dikaji secara mendalam.

1.  Apakah ada kadar mininal?

2.  Umur yang disusui .

3. Apakah terminumnya ASI istri bisa jadikan mahram dan harus cerai??

Berikut rangkuman pendapat ulama dan sumber hadits tentang batasan minimal asupan asi yang menjadikan mahram.


  • Imam Abu Hanifah, Imam Maliik dan Imam Ahmad  berpendapat tidak ada batas minimal.
  • Imam Syafi’i dan Imam Ahmad berpendapat bahwa 5 kali asupan asi yang mengenyangkan.
  • “Satu atau dua isapan tidak menyebabkan haram” (HR Muslim). dan hadist nabi yang lain ”menyusu (yang menjadi sebab haram) adalah yang masuk kedalam lambung (seperti makanan)”
  • hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari Sayyidah Aisyah ra. bahwa menyusui yang menyebabkan haram adalam lima kali menyusui.


Garis besar yang bisa kita tarik dari beberpa pendapat ini adalah asupan asi 5 kali dalam takaran kenyang menjadi lebih kuat dalam pembentukan status mahram. Karna hal tersebut masih menyisakan pertanyaan besar di benak para Bapak yang sering menghisap payudara sang Istri. Apakah juga menjadi kan mahram sehingga istrinya yang cantik harus dicerai sekarang juga karna tadi malam selesei menghisap payudara sang Istri??? tunggu dulu!!

Allah berfirman : “Diharamkan atas kamu (mengawini)........ ibu-ibumu yang menyusui kamu”.  (QS. An-Nisa [4]: 23 Tidak akan disebut ibu kecuali kalau yang menyusu masih kecil dan batasan kecil parameternya berdasarkan pada firman Allah Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan pernyusuan (QS al Baqarah [2]: 233).Dengan demikian umur dari Yang disusui mempunyai batasan dua tahun hijrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun