Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dosa Politik Terbesar Warga NU: Memilih KH Said Aqil Siraj

11 September 2012   22:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:36 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7. Pemda Kabupaten Sampang bersama-sama dengan unsur forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) berupaya memberikan jaminan ketentraman dan ketertiban masyarakat di wilayah Sampang.

8. Semua pihak sepakat melakukan dialog-dialog secara terus-menerus menciptakan hubungan harmonis internal umat Islam.*

Tapi yang disesalkan banyak fihak adalah poin kesepakatan ini terlalu umum dan tidak menyentuh akar masalah secara teknis,  coba kalau ayat pertama diganti dengan fihak Syiah  tidak boleh menghina sahabat Nabi, kemudian poin ke dua diganti fihak Sunni harus memberikan rasa aman kepada penganut Syiah..setelah akar masalah dari fihak lain menjadi kewajiban ditekankan untuk dibayar,  saya kira fihak Sunni akan berbesar hati melaksanakannya dan mengurangi resiko pertikaian di masa mendatang

Yang menjadi pertanyaan saya adalah kenapa yang hadir dalam kasus besar ini 'hanya'  bawahan PBNU, kenapa tidak beliau sendiri? Apa menyepelekan masalah? Apa memang menyimpan "cinta" untuk Syiah? Hanya beliau yang tahu. Namun apapun dia,  saya menganggap pemilihan KH Said Aqil Siraj adalah dosa terbesar Warga NU. Dosa dalam arti percaturan politik dan kepemimpinan dan bukan dosa kepada Tuhan.

Wallahu a'lam Bisshowab

Narasi oleh Nurkholis Ghufron

Sumber bacaan Hidayatullah dan opini pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun