Ketika saya membaca tulisan yang berjudul
Umat Bin Khottob:Jejak Kaki Sang Penakluk Di Negara Israil
Mula-mula saya menikmati huruf demi huruf yang terketik di artikel dengan judul diatas sampai mata saya tertahan kepada bait yang menceritakan "rombongan Khalifah" :
Sesuai arahannya, Pasukan khusus dari palestina yang beragama Nasrani menjemput tamu agung ini di ujung timur dan mengantarkannya menuju jantung Baitul Maqdis. Pasukan ini tidak menemukan sepleton pasukanpun kecuali dua orang. Seorang yang menaiki unta dan seorang lagi memegang tali kekang unta dengan pakaian yang penuh jahitan dan sandal yang pernah putus kemudian disambung dengan jahitan ala kadarnya. Setelah memandangi sang penunggang unta maka pimpinan regu pasukan khusus tadi mempersilahkan agar mengikuti kawalannya.
Mendadak pria diatas unta ini memberontak ..” Tidak..tidak ..bukan aku sang Khalifah..namun beliau yang memegang tali kekang unta inilah Umar Bin Khottob yang anda cari. Aku hanya kebetulan kebagian shift untuk menunggangi unta ini ketika memasuki Yerussalem!”
Betapa sulitnya posisi pasukan khusus ini dalam menyikapi keadaan yang diluar pasal pasal protokoler penyambutan. Namun langkah sang Khalifah tidak berhenti untuk menandai bumi yang berdebu selangkah demi selangkah dengan kakinya menuju Baitul Maqdis yang sekarang dikuasai oleh Israel. Riuh manusia yang sebelumnya menggema di udara menjadi sunyi-senyap seakan patung-patung berjejer di pinggir jalan. Suara kaki unta dan sandal sang Khalifah ingin “menggelitik” kesunyian ini sehingga tidak seserius ini dalam menyambutnya. Namun tetap saja tidak berhasil. Bahkan sesekali terlihat “patung-Patung” tadi mengeluarkan air mata karna baju yang dipakai sang khalifah jauh lebih buruk dari pakaian yang mereka pakai hari ini. Mereka tertipu!!.Sandal sandal yang mereka pakai pun jauh lebih cantik dari yang dipakai sang Khalifah. Sekali lagi mereka tertipu.
Tiba-tiba mata saya meleleh karna seakan saya hadir di barisan kerumunan massa yang menunggu kedatangan Sang Khalifah. Seperti mesin waktu dalam film fiksi hollywood, Langkah unta yang dinaiki oleh pembantu Umar ini bersahutan dalam 'gerak lambat' dengan kaki Umar Bin Khottob. Dalam scene yang diperlambat pula 'detil' pakaian yang beliau pakai berwarna kecoklat-coklatan dari jubah yang berwarna putih ini karna sengatan sang surya di sepanjang perjalanan. Adegan lambat pun berhenti pada jahitan kasar pada sakunya yang tidak sempurna.
Namun ini adalah artikel saya...sayapun sudah mengingatkan bahwa ini artikel saya..jangan menangis..mata sayapun tetap mengeluarkan air mata..sayapun tertipu dengan tulisan saya,tapi sebenarnya adalah saya merindukan sosok Umar Bin khottob agar hadir menjadi pemimpin Ummat Islam, meskipun beliau sang Penakluk.. Namun negri yang ditakluknya merindukannya dan bukan mengusirnya..
Nurkholis Ghufron
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H