Sahdan, seorang pria yang memendam marah kepada istrinya karna membantah perkataannya berjalan menuju rumah kediaman Umar bin Khottob untuk mengadukan perihal kejelekan akhlaq istrinya kepadanya. Harapan berlebihan ingin didapatkan oleh pria ini karna puncak amarahnya tidak dapat dibendung. Langkahnya begitu cepat secepat detak jantungnya apalagi dilihatnya rumah pribadi yang menjadi pusat pemerintahan itu sudah terlihat di depan matanya langkahnya pun lebih bersemangat agar umar berada di fihaknya melawan istrinya.
Beberapa detik kemudian , pria ini mendengar suara keras yang berasal dari sebelah dalam kediaman Umar yang tak lebih baik dari rumah rakyat biasa . Omelan itu cukup memekakan telinganya dan membuat merinding pria tersebut karna salah satu kakinya sudah menginjak pelataran rumah sang Khalifah yang menurut hadits nabi ditakuti oleh para Jin. Bahkan saking takutnya jin itu, kalau Umar berjalan di satu jalan maka Jin itu pun menghindar untuk melalui tempat lain.
Mulanya tidak begitu yakin bahwa suara itu adalah dari emosi istri sang khalifah yang meluap-luap karna dalam penilaiannya mana mungkin istri Umar berani kepadanya yang ditakuti oleh musuh-musuhnya. Namun karna Umar berjalan menuju rumah depan setelah teriakan tadi maka dia menyimpulkan bahwa itu adalah suara istrinya. Secepat kilat dia balik haluan untuk mengurungkan niat untuk " meng-impeach-ment" istrinya karna dalam batinnya bergelora " Kalau istri Umar yang gagah berani ini saja tidak diperlakukan kasar karana omelan dan teriakannya , maka alangkah malunya aku dengan perlakuan istriku yang tidak sekasar itu..aku harus cepat-cepat pulang untuk urungkan niatku..."
Langkah yang tiba-tiba berbalik ini mencurigakan Umar maka ditegornya pria tadi..."Mengapa engkau berbalik langkah?? apa keperluanmu wahai fulan?"
Pria tadi menjawab :"Wahai Amirul Mukminin semula aku datang hendak mengadukan kejelekan akhlak istriku dan sikapnya yang membantahku. Lalu aku mendengar istrimu berbuat demikian, maka akupun kembali sambil berkata, Jika demikian keadaan Amirul Mukminin bersama istrinya,maka bagaimana dengan keadaanku?”
Umar pun menjawab;" Wahai saudaraku..sesungguhnya aku bersabar atas sikapnya itu karena hak-haknya padaku . Dia yang memasakkan makananku, yang mencucikan pakaianku, yang menyusui anak-anaku dan hatiku tenang dengannya dari perkara yang haram. Karena itu aku bersabar atas sikapnya”.
Itulah perlakuannya terhadap istrinya sedangkan dia Umar Ibn Khottob seorang yang gagah berani yang tentaranya menyapu shof -shof tentara Adi daya Romawi yang berbaris ratusan ribu bahkan jutaan membentang dari Iraq sampai Jerussalem...
Nurkholis ghufron.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H