Mohon tunggu...
Nurkholis Ghufron
Nurkholis Ghufron Mohon Tunggu... wiraswasta -

Alumni MI Darussalam Padar, Mts Darussalam Ngoro, Darussalam Gontor 94, berwirausaha, Suka IT...To declare does'nt mean to be Proud of. It rather than to be thankful to teachers and carefully behaviour...

Selanjutnya

Tutup

Money

Bersyukurlah Wahai Petani Tebu: Cuaca Panas, Rendemen di Atas 8% dan Harga di Atas 10.000

17 Agustus 2012   00:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:38 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi (Dokumen Pribadi) Mungkin pada awal giling tebu musim 2012  inilah Hoki petani tebu tidak bisa disaingi oleh pabrik gula. Karna biarpun dua institusi ini yakni institusi pabrik gula sebagai penggiling dan paguyuban petani sebagai pemasok bahan gula ini, kelihatan akur namun sebenarnya mereka ini bersaing dalam mencari 'nafkah'. Namun caranya memang 'alus'. Seperti tidak ada hujan tiba tiba rendemen turun , atau ada hujan tiba tiba rendemen naik. Karna dari rendemen inilah cara yang paling 'aman' untuk mendongkrak keuntungan tanpa ada resiko klaim dari mitranya :petani . Barangkali tersebab inilah pergerakan rendemen ini memang sengaja dibikin misterius . Boleh jadi rendemen juga mengalami inflasi dan deflasi terkait dengan harga gula. Kalau harga gula tinggi maka rendemen bisa 'ditekan' sedikit ke bawah, begitu pula sebaliknya kalau harga rendah dan ongkos tebang tinggi maka rendemen bisa  dinaikkan dengan platform subsidi. Di sini kelihatan bahwa penentuan rendemen tidaklah menggunakan matematika yang simpel namun ada banyak faktor x yang tidak kita ketahui, ataupun ada faktor x yang kita ketahui namun kita memakluminya. Seperti di awal artikel. Tahun ini adalah keberuntungan mutlak petani tebu karna seluruh faktor faktor yang bisa memangkas 'rizki petani tebu' tidak ada. Jika kondisi ini berjalan sampai akhir giling maka dapat dipastikan pabrik gula akan 'kehilangan akal' dalam menyaingi rizki petani. Karna itu bersyukurlah wahai petani tebu. Nurkholis Ghufron

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun