Mohon tunggu...
Nur KholilatulMaulidassaadah
Nur KholilatulMaulidassaadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digitalisasi Ekonomi di Kabupaten Gresik

9 Juni 2022   17:07 Diperbarui: 9 Juni 2022   17:10 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak dikonfirmasinya kasus COVID-19 pada awal tahun 2020 di Indonesia, masyarakat telah menjalankan kebiasaan baru dalam kesehariannya (New Normal) seperti membatasi mobilitas dan interaksi langsung, menjaga jarak, dan lebih banyak melakukan aktivitas di rumah  untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Hal tersebut telah berdampak pada perekonomian global maupun nasional yang jatuh ke dalam jurang resesi. 

Pembatasan mobilitas dan interaksi langsung memberikan dampak yang sangat signifikan pada sektor-sektor ekonomi. Selain itu, Krisis ekonomi di tahun 2020 ini juga memberikan dampak yang meluas, termasuk kepada UMKM, golongan masyarakat menengah bawah, dan daerah-daerah di Indonesia. 

Turunnya aktivitas perekonomian dan terbatasnya mobilitas barang dan jasa, serta pembatasan ruang gerak masyarakat, pada akhirnya menekan pula pendapatan perusahaan dan masyarakat. Sehingga banyak kasus pemutusan hubungan kerja pada karyawan.

Tahun 2021 diproyeksikan perekonomian global akan mengalami pemulihan dengan meningkatnya optimisme dalam penanganan COVID-19 melalui pemberian vaksin dan dampak dari kebijakan ekonomi yang ekspansif di berbagai negara. 

Seiring dengan pemulihan ekonomi global, ekonomi Indonesia tahun 2021 diperkirakan meningkat sejalan dengan peningkatan mobilitas penduduk. Sektor Informasi dan Komunikasi menjadi unggulan di seluruh Indonesia pada masa pandemi ini.

Adanya kebijakan PSBB yang membatasi mobilitas penduduk dan kontak secara langsung menyebabkan permintaan terhadap Sektor Komunikasi mengalami peningkatan. Permintaan terhadap layanan data, telekomunikasi dan internet diperkirakan tetap tumbuh sehubungan beralihnya aktivitas masyarakat dari kantor, pusat perbelanjaan dan sekolah ke rumah masing-masing. Kebiasaan tersebut diperkirakan berlanjut pada masa new normal sehingga dapat mendukung kinerja Sektor Komunikasi.

“Digitalisasi” ekonomi merupakan angin segar dalam menjalani masa new normal. Adanya kebiasaan baru dan awareness terhadap penularan wabah COVID-19, memaksa konsumen (dan juga produsen) untuk wajib menggunakan teknologi dalam kesehariannya. Pada saat terjadinya PSBB, industri e-commerce menjadi backbone bagi aktivitas perdagangan di sektor riil agar tetap hidup. Pelaku bisnis harus mengubah pola pikir untuk lebih mempertimbangkan aktivitas bisnis secara online. Secara bertahap, sektor informal maupun pedagang di pasar tradisional juga akan dapat beralih ke arah teknologi digital pada industri e-commerce.

UMKM khususnya yang bergerak di bidang perdagangan harus mampu menggunakan teknologi dalam bisnis model mereka.Jual beli online tentunya berimplikasi terhadap pengembangan sistem pembayaran digital yang akan semakin sedikit menggunakan uang fisik. Tren pembayaran digital yang berpotensi meningkat pesat selama masa pandemi. 

Sinergi Jasa Keuangan dan Informasi Komunikasi semakin diperlukan untuk mempercepat proses recovery sektor ekonomi lainnya dalam masa new normal. Sektor perdagangan yang identik dengan UMKM kita lihat merupakan sektor unggulan di hampir seluruh provinsi di Jawa pada saat sebelum new normal.

Dalam menolong sektor UMKM, selain restrukturisasi kredit dari perbankan, edukasi dan sosialisasi penggunaan aplikasi teknologi dalam berjualan juga diharapkan dapat menolong pulihanya UMKM di era new normal.Salah satu daerah yang mulai menjalankan startegi tersebut adalah Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Ditenggah masa pandemi covid-19, sarung tenun tradisional asal Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Gresik juga mulai menembus pasar ekspor di negara kawasan Timur Tengah. Padahal usaha ini sempat terseok-seok akibat pandemi Covid-19. “Menurut catatan saya, pada Januari 2021 lalu kami sudah pernah memfasilitasi ekspor sarung wedani ke beberapa negara Timur Tengah. Kami berharap ekspor kedua kali ini akan semakin membuka pasar ekspor baru,” ujar Bier Budy. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun