1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible.
kearifan lokal berwujud nyata adalah kearifan lokal yang bisa kita lihat dan sentuh wujudnya. Kearifan lokal dalam bentuk nyata atau tangible ini bisa dilihat dalam berbagai bentuk, baik itu dalam bentuk tekstual seperti tata cara, aturan, atau sistem nilai.
2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible.Â
Kearifan lokal yang tidak berwujud ini tidak dapat dilihat dalam bentuk aslinya. Bahkan jika Anda tidak dapat melihatnya dengan mata Anda, Anda dapat mendengarnya karena diturunkan secara lisan dari orang tua kepada anak-anak dan generasi berikutnya. Wujud kearifan lokal yang tidak berwujud antara lain nasehat, lagu, pantun, atau cerita yang mengandung pelajaran hidup bagi generasi mendatang. Hal ini bertujuan agar generasi muda daerah tidak melakukan perbuatan buruk yang merugikan diri sendiri, masyarakat dan alam. Lingkungan Rumah dan sumber mata pencaharian mereka dapat dikompromikan.
Manusia biasanya memiliki budaya kolektif yang diturunkan dari generasi ke generasi untuk membentuk tradisi. Dari segi akademis, budaya ini bisa disebut folklor. Secara keseluruhan, folklor dapat didefinisikan sebagai bagian dari budaya suatu kelompok, yang diturunkan dari generasi ke generasi, dalam semua jenis kelompok, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik secara lisan maupun ilustrasi, dengan gerak tubuh atau alat pendukung. Nilai-nilai di kelas sejarah umumnya indoktrinasi. Pembelajaran seperti itu tidak mendorong sikap kritis siswa, karena mereka cenderung mengandalkan pembenaran satu fakta sejarah dan bahkan memaksakan satu kebenaran. Siswa tidak dihadapkan pada penemuan fakta dan memberikan interpretasi terhadap fakta atau sumber sejarah, yang merupakan salah satu keterampilan pembelajaran sejarah.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri siswa merupakan hasil proses pengolahan informasi dalam ranah kognitif siswa. Siswa dihadapkan pada sumber-sumber sejarah yang dapat berupa informasi tentang kognisi siswa. Setelah fakta dimasukkan ke dalam persepsi siswa, mereka diproses dalam persepsi itu. Proses pengolahan data berlangsung dalam kesadaran siswa memberikan evaluasi terhadap data tentang data tersebut. Hasil belajar yang dicapai berasal dari proses penemuan (inquiry).Â
Budaya Indonesia merupakan salah satu kekayaan negara yang unik dan terpenting. Indonesia sangat unik sehingga tidak setiap negara memiliki budaya unik sebanyak Indonesia. Dengan cara ini, banyak kelompok masyarakat tertentu mewariskan budaya mereka dari generasi ke generasi. Budaya Indonesia telah melahirkan banyak kearifan lokal yang unik.Â
Namun dengan masuknya budaya dan pengaruh luar, kearifan lokal akhirnya mengalami eksistensi. Oleh karena itu, ada beberapa cara dan metode untuk menjaga kearifan lokal di Indonesia. Pertama, memperkaya keragaman budaya Indonesia. Mengetahui begitu banyak daerah di Indonesia dan tentunya setiap daerah memiliki budayanya masing-masing, hal ini dapat memperkaya khasanah (keanekaragaman) yang ada di Indonesia. Banyaknya budaya dalam negeri merupakan ukuran nilai estetika dan etika yang tinggi. dalam masyarakat ini.Â
Kearifan lokal juga memiliki tantangan dan hambatan tersendiri. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, budaya juga berubah dengan cepat. Teknologi modern, disadari atau tidak oleh masyarakat, menawarkan jalan yang justru menciptakan keinginan dan aspirasi baru dan memungkinkan peningkatan kesejahteraan manusia, sehingga mudah untuk melihat mengapa mereka cenderung diabaikan. Karena kebanyakan orang berasumsi bahwa teknologi modern akan selalu memiliki tingkat akselerasi yang jauh lebih dinamis.
Cara mempertahankan kearifan lokal bisa dengan cara menanamkan rasa cinnta terhadap kebudayaan di masyarakan, Mengadakan festival budaya, dan menjadikan budaya sebagai identitas. Kearifan lokal sendiri menjadi tradisi atau agama yang terdapat dalam lagu, peribahasa, sasanthi, nasehat, slogan, dan buku-buku tua. Oleh karena itu, kearifan lokal mencerminkan beberapa bentuk adat yang menjadi ciri khas suatu kelompok masyarakt tersebut. Misalnya, masyarakat Jawa Tengah dikenal dengan pepatah "Alon -- Alon Asal Kelakon", dan masyarakat Jawa Timur dikenal dengan pepatah seperti "rawe -- rawe lantas malang -- malang putung".Â
Pentingnya kearifan lokal bagi masyarakat adalah sebagai bentuk pelestarian sumber daya alam, sebagai pengembangan sumber daya manusia, budaya dan ilmu pengetahuan. Kearifan lokal juga bisa datang dalam bentuk nasihat, kepercayaan, sastra, atau tabu. Kearifan lokal juga berfungsi sebagai etika dan moral yang diterapkan oleh masyarakat.Â